Pesan dari Spongebob

Pesan dari Spongebob



Ingatkah kalian tentang cerita Wormy dalam serial kartun Spongebob? Ok kalau kalian lupa karna faktor usia yang tidak bisa dipungkiri, maka saya akan sedikit membantu kalian untuk mengingatnya.

Jadi kisah ini berawal dari Sandy yang meminta Spongebob dan Patrick untuk menjaga hewan peliharaannya. Dari sekian banyak peliharaan yang harus diberi makan oleh kedua sahabat itu, Spongebob dan Patrick tertarik dengan seekor ulat yang diberi nama Wormy. Dan Sandy memberitahu bahwa Wormy tidak makan banyak. Keesokan harinya saat Spongebob dan Patrick mencari Wormy mereka tidak menemukannya, tetapi mereka malah menemukan monster bersayap yang dipercaya telah memakan si Wormy. Kemudian mereka menyebarkan berita buruk mengenai monster bersayap tersebut keseluruh masyarakat di Bikini Bottom.

”coba fikirkan apa yang mungkin terjadi jika kita tidak memberitahu semua orang tentang monster itu.” Ucap Spongebob ke Patrick.

Jika Spongebob tidak memberitahu berita itu kepada seluruh masyarakat Bikini Bottom mungkin tidak akan ada kekacauan di kota!


Spongebob dan Patrick telah menyebarkan berita bohong tentang monster terbang kejam yang akan memakan semua warga Bikini Bottom yang sebenarnya adalah hanya seekor serangga yang tidak berbahaya yaitu kupu-kupu.

Terus pesan apa yang sebenarnya ingin disampaikan?
Jadi mungkin saja episode itu memberikan pesan bagi para penontonnya mengenai “Butterfly Effect”.

Butterfly Effect atau efek kupu-kupu adalah istilah dalam teori kekacauan yang berhubungan dengan “ketergantungan yang peka terhadap kondisi awal”, di mana perubahan kecil di suatu tempat dapat mengakibatkan perubahan yang besar di kemudian hari. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Edward Norton Lorenz yang merujuk pada sebuah pemikiran bahwa kepakan sayap kupu-kupu di hutan Brasil secara teori dapat menghasilkan tornado di Texas beberapa bulan kemudian. Perubahan sedikit pada kondisi awal dapat berubah secara drastis dalam jangka waktu yang panjang.

Nah efek kupu-kupu ini secara gak sadar sebenarnya banyak dilakukan oleh manusia juga, bukan hanya dari alam saja, contohnya ni saya sendiri sering sekali menyepelekan materi perkuliahan dari beberapa dosen, karena jujur saja ada beberapa dosen yang menurut saya kurang baik dalam memberikan pengajaran bagi mahasiswanya, mulai dari cara bicaranya yang suka ngelantur ngalor gidul gak jelas, terus yang ngajarin tapi masih fokus liat buku atau handphone tanpa memperhatikan mahasiswanya kayak baca koran sendiri dan dosen yang emang malas buat ngasih materi untuk mahasiswanya. Btw sebenernya kalimat di atas cuma pembelaan dari diri saya sendiri yang emang malas dengerin materi pembelajaran aja sih. Haha

Ok lanjut yaa, dari kebiasaan yang sederhana ini yang gakmau dengerin materi dari dosen akhirnya saat ujian tiba yang ada tu saya belajar menggunakan sistem SKS gitu atau sistem kebut semalam. Dan membuat nilai saya otomatis jelek kayak orangnya ini. Dan ujung-ujungnya pake pembelaan bahwa “nilai aku jelek karna dosennya yang bla bla bla” atau “nilai aku jelek yaa karna emang aku kurang suka sama mata kuliah ini” dan pembelaan lainnya yang fakta sebenarnya adalah SAYA MALAS MEMPERHATIKAN MATERI yang diberikan dosen. Intinya adalah kebiasaan kecil punya dampak yang besar dikemudian hari. Dari sistem belajar SKS itu saya akhirnya kewalahan untuk melanjutkan mata kuliah yang berkaitan dan ujung-ujungnya saya tidak mendapatkan ilmu apapun.

Ini contoh kecil tentang hal sepele yang dilakuin banyak orang tanpa sadar memberikan dampak yang besar di kemudian hari. Yaa buat apa kuliah lama-lama, mahal-mahal tapi gak dapat ilmu apapun. Ini masih yang berdampak secara individu aja, gimana kalok yang punya dampak yang besar dan luas?

Misalnya nih kita para perempuan terbiasa untuk diam kalok di catcallingin, ditunjukkan simbol-simbol berbau seksual, disuit-suitin, pokoknya digodain deh sama laki-laki. Padahal nih menurut Horkheimer tentang kritiknya mengenai teori tradisional pada point bahwa masyarakat cenderung netral dapat diartikan sebagai persetujuan seseorang tentang tindakan, ideologi serta apapun yang sedang dilakukan. Jadi kalok perempuan diam saja saat didominasi, atau dilecehkan itu sebenarnya dari si pelakunya menganggap bahwa perempuan menyetujui tindakan breksek laki-laki ini. Akhirnya apa? Karna hal kecil aja gak ada respon atau penolakan maka akan memicu tindakan yang lebih besar lagi, seperti si laki-laki mulai berani buat ngegrepe si perempuannya, atau parahnya adalah tindakan pemerkosaan. Beberapa kasus pemerkosaan berakhir dengan pembunuhan untuk menghilangkan jejak si pelaku.

Nah dari sini sebenarnya perempuan jangan deh membiasakan hal sepele laki-laki yang suka manggil-manggil gak jelas, suit-suitin perempuan dan hal lainnya yang bisa berakibat fatal di kemudian hari. Karena makin kesini sexual harassment makin melebar kesegala tempat, disetiap waktu dan terjadi sama siapa aja. Perempuan harus berani bicara, respon sama tindakan yang ngerendahin harga dirinya. Dan gak diam aja.

Banyak lagi tindakan manusia yang tanpa sadar mirip seperti Butterfly Efect di atas, hal kecil dapat berakibat fatal di kemudian hari. Semoga mulai dari sekarang kita gak mudah buat menyepelekan hal-hal kecil atau sederhana, karena sekarang kita tau secara teori sudah dijelaskan dampak yang akan dirasakan. Dan secara praktiknya sudah banyak terjadi dimana saja. So buat kalian yang udah mau baca semoga jadi pembelajaran yang baru dan tunggu cerita berikutnya yaa. Byeee

Comments

Popular posts from this blog

Sesusah Apa Sih Skripsi itu?

Tentang Berproses

Apa Bener Kalau Perempuan Banyak Temen Pria Jadi Murahan?