Posts

Showing posts with the label Film

Nonton tanpa Harus Berlangganan dan Tetap Asyik

Image
 Menonton jadi salah satu hal yang sangat sering dilakukan oleh banyak orang, terlebih selama pandemi yang memaksa kita untuk tetap berada di dalam rumah, menjadikan kegiatan menonton adalah pilihan yang tepat.  Tapi sebagian dari kita kurang menyukai menonton televisi yang katanya alur ceritanya yang tidak jelas atau konyol serta pemerannya yang seperti tidak mencerminkan kenyataan aslinya.  Selain itu menonton juga ada yang berbayar, yang membuat orang-orang seperti saya yang tidak terlalu sering menonton merasa rugi kalau harus membayar sesuatu yang sangat jarang dilakukan.  BACA JUGA  Bahagia dan Sedih datangnya dari Mana? Tapi jangan sedih, menonton tidak harus tentang azab di televisi dan juga tidak selalu tentang yang dibayar, kita tetap bisa menonton film atau video edukasi atau apapun itu dengan nyaman dan aman di kantong.  Apalagi kalau bukan di youtube, tentu saja platform gratis ini tetap bisa menghibur kita dengan baik.  Beberapa channel youtube memberikan informasi, eduka

Sebuah Film Dokumenter Terbaik

Image
 Hallo semua, selamat pagi, siang, sore, malam tergantung kapan kalian membacanya. Hehe Kali ini saya ditantang untuk menceritakan sebuah film yang menurut saya bagus dan layak untuk direkomendasikan kepada teman teman semua.  Film bagus yang wajib ditonton sebenarnya banyak, tapi mari kita pilih yang terbaik.  Dan film itu jatuh kepada "Senyap" Sebuah film dokumenter karya sutradara asal Amerika bernama  Joshua Oppenheimer yang menceritakan kisah kelam Indonesia ditahun 1965. BACA JUGA Belajar Dari Frizen II Ya ingatkah kalian tentang apa yang terjadi saat itu? Saat manusia manusia tak bersalah menjadi korban, manusia yang dipisahkan bukan hanya dengan keluarganya tapi juga dengan kepalanya sendiri.  Film ini berdurasi sekitar 98 menit yang digarap selama 2 tahun sejak tahun 2010 hingga 2012 di Sumatera Utara.  Cerita dari film ini adalah salah seorang anggota keluarga yakni seorang adik yang mengetahui bahwa kakaknya dibunuh dengan cara yang sadis karena dituduh sebagai ang

Tiga

 Aku telah selesai dengan semua urusan rumahku saat mama pulang dari arisan. Ia tampak lebih ceria daripada saat berangkat tadi. "Ra, mama ada kabar baik buatmu," ucap mama mengagetkanku yang sedang asik melamun. "Apa sih ma? heboh banget deh." "Kamu ingat gak buk Rina? yang punya kebun duren lima belas hektar itu." Aku mencoba mengingat seseorang bernama Buk Rina itu "Ooh iya ma ingat, kenapa sama dia?“ "Rupanya dia masih punya anak laki-laki loh yang bungsu itu." Aku merasa ada sesuatu yang harus aku hindari, aku merasakan ada pembahasan mengenai perjodohan yang akan dibahas mama. "Anaknya lumayan ganteng loh Na," sambungnya "Donna dak peduli dan gak mau dijodohin sama dia ma." "Loh loh loh kok udah nolak? belum juga ditawarin." "Donna udah tahu arah pembicaraan mama, gak lain dan gak bukan selalu membahas pernikahan, bahkan seharian ini mama sudah berkali-kali bilang Donna sudah harus menikah." Aku

Belajar dari Frozen II

Image
 Saya baru selesai menonton Frozen II kemarin, yaa walau sedikit ketinggalan, tapi tidak apa toh tidak seberapa penting. Hehe Ada satu scane yang sangat saya suka, di mana Anna mengatakan hal yang membuat saya kembali berfikir.  Saat itu ia berkata kurang lebihnya seperti ini "pilihan orang tua kita, bukan tanggung jawab kita" Sedikit mengerikan memang, tapi sadarkah kita bahwa kalimat itu bisa saja menjadi benar pada situasi yang tepat.  Baca Juga  Pandai Memilih Seperti Soe Dal Mi Pernahkah kamu bertanya kepada dirimu sendiri tentang mengapa kamu dilahirkan, disekolahkan dan diajari banyak hal? Dan bertanya apakah semua itu atas dasar keinginan kita atau karena keinginan orang tua kita?  Ketergantungan kita terhadap mereka yang memberikan makan setiap hari, memberi tempat teduh saat hujan dan memberi peluk saat situasi pelik memang membuat kita menjadi sulit menolak permintaan mereka.  Termasuk permintaan masuk Perguruan tinggi, jurusan ekonomi, daftar aparat negara, dimint

Bad Genius in Real Life

Image
 Pernah nonton film atau series ini? Iya ini film Thailand lagi yang udah di rekomendasiin sama Jerome Polin.  Aku belum abis nonton seriesnya tapi udah katam sama filmnya.  Ini film buat gregetan benget sumpah, buat jantung berpacu lebih kencang dan yaa kamu harus nonton sendiri lah gimana keserunya.  Jadi singkatnya film ini menceritakan bagaimana kecurangan yang ada di pendidikan, seperti menguliti pendidikan di Indonesia juga.  Baca Juga Pun (The Gifted) Pemeran utamanya yakni Lynn dengan trik hebatnya memberikan contekan kepada temannya dengan cara menggerakkan jarinya seperti bermain piano, karena banyak yang tertarik akhirnya dibuatlah les 'piano'.  Sampai akhirnya tindakan curangnya ini diketahui pihak sekolah, tapi kalimat yang dilontarkan Lynn benar-benar memukau menurut saya.  "Kalau sekolah bisa mendapatkan uang dari siswanya, mengapa kami tidak bisa melakukan hal yang sama?" Kurang lebih seperti itu karena saya sudah lama sekali menonton film ini.  Intiny

Pandai memilih seperti Soe Dal Mi

Image
 Dalam serial drama Korea berjudul Start Up, tokoh utama Seo Dal Mi yang diperankan oleh Bae Suzy terpaksa berpisah dengan kakaknya yang menjadi satu-satunya teman yang ia miliki.  Hal tersebut disebabkan oleh perceraian kedua orang tua mereka. Kakak Dal Mi yakni Wo In Jae memilih untuk ikut dengan ibu dan Dal Mi bersama ayahnya.  Kita tidak perlu membahas alasan perceraian kedua orang tua mereka, kalian pasti sudah mengetahuinya.  Yang perlu kita bahas adalah tentang bagaimana Dal Mi selalu bisa mempertanggungjawabkan pilihannya sendiri.  Baca juga Feminis dan Mulan Ia tidak pernah menyesal memilih ikut bersama ayah meski ia akhirnya hidup tidak seindah kakaknya. Namun dari situ ia belajar untuk menjadi kuat dan tahan banting dengan kerasnya dunia.  Apapun yang menjadi pilihannya tidak pernah ia sesali, meskipun itu terlihat sulit namun ia berusaha menggapainya. Nah sama kayak kita, gimanapun keadaan kita, di manapun kita berada pasti kita akan selalu diberikan pilihan-pilihan yang se

Feminis dan Mulan

Image
 Kalian udah nonton film Mulan? Wah kalau belum silahkan list untuk tontonan minggu ini. Kenapa? Karena film ini seru apalagi buat para perempuan. Bakalan dibuat gemes sama filmnya. Suatu film bisa dianggap berhasil kalau ia mampu memainkan emosi para penontonnya. Kalau kamu nangis, marah, kesel bahkan tertawa, fix filmnya bagus. Yaa walaupun orang lain bilangnya lebay atau baperan, tapi percayalah semua perasaan itu valid. BACA JUGA  Feminis Liberal Film Mulan ini bagus karena ia berani menampilkan sesuatu yang beda. Berani ambil peran perempuan sebagai pemimpin perang, menyingkirkan budaya patriarki yang merajalela. Selain itu film ini juga mencongkel beberapa budaya yang merugikan wanita. Seberapa sering kalian melihat perempuan yang dijodohkan oleh laki-laki yang tidak dikenal hanya karena orang tuanya merasa lebih paham anaknya daripada si empunya tubuh. Tapi jarang kan lihat laki-laki diperlakukan demikian? Karena keistimewaan laki-laki itu bisa memilih.  Mau bekerja mengejar kar

Punn (The Gifted)

Image
 "Orang lain menganggapku sempurna, tapi tidak denganku" Begitulah kutipan sebuah drama Thailand yang baru saja saya tonton. Entah kenapa bagian ini begitu ingin saya bagikan. Punn adalah seorang pria yang memiliki kemampuan dalam segala hal, kepiawaiannya dalam melakukan imitasi membuatnya mampu menguasai berbagai bidang.  Matematika, Olahraga, Musik, Dansa bahkan semua pertandingan. Semua orang mengaguminya karena kesempurnaannya. Saat ia melihat bagaimana sebuah benda mengeluarkan bunyi yang bagus, semuanya terekam jelas dalam kepalanya. Dalam sekejab ia pun mampu menguasainya. Betapa beruntungnya Punn. Hingga suatu saat, semua guru memintanya untuk mewakili setiap perlombaan. Iya semuanya dan tanpa memilih, ia pun menyanggupi semua perlombaan itu. Lomba pidato, Punn pemenangnya. Juara tenis meja, Punn pemenangnya. Lomba bahasa Inggris, Lomba biola Punn juga pemenangnya. Dengan rasa bangga ia mengirimkan pesan kepada ayahnya. "Ayah aku memenangkan semua perlombaan&quo

Hormones

Image
 Pernah nonton film ini? Film ini dulu udah pernah ada di tahun 2015, dan seru banget meski alur dan pemainnya berbeda sekali dengan yang the seriesnya. Sebagai remaja memang merasa sangat diwakili. Hormones dimusim satu ini seru banget karena bener-bener bisa buat kita ngerti perihal orang lain. Seringnya kita kalau bahas tentang orang lain pasti lebih kearah sempurnanya dia. Kayak misalnya keberhasilan dia, keunikannya dia yang buat dia beda sama orang lain, tubuhnya yang sempurna selalu bisa buat kita insecure sama keadaan diri sendiri. Nah dalam film ini menampilkan sisi lain dari setiap pemerannya.  Tokoh Win, adalah seorang remaja yang melakukan apapun demi memenuhi keinginannya. Dibalik ketampanannya, keberanian serta kepopulerannya semua wanita rasanya akan menerima Win sebagai pasangannya tapi ternyata di musim satu film ini, Win yang menyukai Kwan belum bisa mendapatkan wanita pujaannya itu. Kadang hidup kita juga bisa gitu yaa, awalnya seolah-olah semua hal bisa kita capai.