Posts

Showing posts from August, 2021

Antologi Cerpen "Izinkan Perempuan Bicara" Part 6

Image
  Melinda Kemudian ketika tidak ada lagi yang harus dilayani oleh seorang perempuan yang telah menjadi janda maka yang diterima adalah kalimat "penggoda". Yaa karena kodratnya tadi adalah untuk melayani laki-laki, maka label penggoda sangat tepat digunakan untuk menjelaskan perempuan yang akan melayani laki-laki, baik yang sendiri maupun yang sudah beristri. Inilah tantangan seorang janda. Ketika keputusan untuk menyudahi sebuah mahligai rumah tangga maka segala stigma negatif akan datang menghampirinya. Tak terasa sebulan sudah Melinda menjadi janda, kenikmatan luar biasa yang bisa ia dapatkan karena mampu memuaskan diri dengan segala hal yang digemarinya. Mulai dari membaca hingga berjualan secara online. Kegembiraan yang bertambah ketika Melinda mampu mencintai dirinya sendiri tanpa harus merubah menjadi wanita yang terlihat cantik menggunakan make up, pandai memasak dan lihay dalam memberikan kepuasan seorang laki-laki. Melinda hidup dengan aturan yang tak pernah membuatn

Antologi Cerpen "Izinkan Perempuan Bicara" Part 5

Image
Melinda "Jika keluarga dibangun dengan cinta, maka jangan biarkan salah satunya merasa tertekan dan tak berharga, karena sejatinya keluarga adalah yang saling mengasihi satu sama lain, bukan yang hanya ingin dihargai dengan yang lain." _Melinda. Menjadi seorang istri juga bukan berarti menjadi 'pelayan' dalam segala hal. Istri juga bisa merasakan lelah dan membutuhkan pelayanan suami. Bukankah dengan saling melengkapi satu sama lain, keluarga akan menjadi lebih seimbang? Melinda yang ditemani sepi dan secangkir kopi itu tak membutuhkan lagi yang namanya teman kala malam. Ia tak butuh lagi teriakan perintah yang memintanya untuk menyeduh mie ditengah malam. Ia hanya membutuhkan kedamaian dalam alunan melodi saat membaca buku tentang evolusi kesenangannya saat ini. Sekarang ini Melinda sangat sering menghabiskan waktu malamnya untuk membaca. Dulu ia tak punya waktu untuk menambah bacaannya, karena kerjanya hanya menyetrika, memasak dan membersihkan rumah dan suaminya. P

Antologi Cerpen "Izinkan Perempuan Bicara" part 4

Image
  Melinda "Jika keluarga dibangun dengan cinta, maka jangan biarkan salah satunya merasa tertekan dan tak berharga, karena sejatinya keluarga adalah yang saling mengasihi satu sama lain, bukan yang hanya ingin dihargai dengan yang lain." _Melinda. Pukul 12:00, perut Melinda yang hanya diisi dengan semangkuk bubur tadi pagi, sudah kembali merengek minta diisi. Baru saja Melinda ingin masuk ke dapur untuk memasak, terdengar suara pintu yang diketok dari luar. “Assalamualaikum.” “Walaikumussalam, eh siska beneran datang, aku kira cuma bercandaan aja tadi.” "Hehe iya nih beneran, gak papa kan? Lagi ngapain Mel?" "Gak ada sih Sis, cuma duduk santai aja." "Enak yaaa kamu bisa punya penghasilan sendiri." "Kamu juga bisa kali Sis, penting mau usaha aja." "Aku tuh mau usaha, tapi suami aku gak bakal ngizinin Mel." "Haduh, sulit emang punya patner hidup yang gak bisa sejalan." "Yaaa gitu deh Mel, eh cuacanya panas banget

Pernikahan Anti Ribet ala Perkampungan

Image
Orang-orang kampung tidak pernah overthinking sebelum menikah seperti orang-orang kota. Kenapa? Karena mereka sederhana.  Orang-orang kota mungkin akan bingung kalau mau menikah harus pakai resepsi internasionalkah? menggunakan adat apa? Outdoor atau indoor? Hiburannya apa? Pakai gedung di mana? Kalau di desa semua resepsi, urutan acara, pelaminan, baju pernikahan sama semuanya, palingan hanya berbeda sedikit saja itupun diharganya. Bahkan pernah terjadi satu kasus tetangga yang menyewa pelaminan saat acara ditempat mempelai wanitanya. Luar biasa bukan?  Orang-orang kota biasanya akan banyak sekali pertanyaan sebelum memutuskan menikah, mulai dari pertanyaan keuangan, sex edukasi, kesiapan emosional, pertanyaan mau tinggal di mana? Di kampung, semua pertanyaan itu semua tidak penting, yang penting ‘laku'.  Jika orang-orang kota kalau mau menikah sudah harus mapan, punya pekerjaan bagus dan jabatan tinggi, di kampung tidak demikian, yang penting anaknya bisa cepat ‘laku'.  Di ka

Antologi Cerpen "Izinkan Perempuan Bicara" Part 3

Image
  Melinda "Jika keluarga dibangun dengan cinta, maka jangan biarkan salah satunya merasa tertekan dan tak berharga, karena sejatinya keluarga adalah yang saling mengasihi satu sama lain, bukan yang hanya ingin dihargai dengan yang lain." _Melinda. Apakah seorang perempuan yang kini telah menjadi janda harus terus berjuang mempertebal telinganya supaya tak mendengar kalimat 'penggoda' yang diucapkan oleh tetangga? Segala tanya yang terus berputar dikepala Melinda membuatnya tak mampu lagi berdiri dengan kaki sendiri. Tapi ia tau ketidakmampuan melahirkan seorang anak dari vaginanya tak membuatnya menjadi wanita yang lemah. Melinda bangkit menjadi wanita perkasa yang kebal akan omongan tetangga. Ia berdiri dan melihat cermin bahwa dirinya adalah apa yang terlihat dalam cermin tersebut. Tak perlu menjadi apa yang diharuskan masyarakat. Melinda adalah janda tapi ia tetap perkasa. Melinda membuka jendela dan melihat surya pagi ini menyapa dengan hangat. Digunakannya tudung

Potongan Rambut Perempuan yang Dipermasalahkan

Image
 Olimpiade Tokyo 2020 pernah ramai dengan masalah potongan rambut salah satu atlet putrinya. Masalah ini dianggap cukup berat bagi beberapa kalangan khususnya oppa oppa Korea, sehingga torehan 3 medali emas pun tidak dapat dilihat sebagai suatu prestasi yang perlu dibanggakan. Permasalahan yang muncul dan panas di media seharusnya jika ada penggelapan dana, kecurangan wasit dalam memimpin pertandingan, adanya cedera yang tidak ditangani dengan tepat misalnya. Itu baru masalah berat yang bisa diperbincangkan dengan serius, ini masalahnya hanya soal potongan rambut perempuan. Sungguh seperti tidak ada sorotan yang lebih penting saja. Tapi memang sejak dulu permasalahan perempuan tidak pernah sesederhana itu, terlebih perempuan dengan tampilan fisiknya merupakan bahan omongan yang sangat melekat di masyarakat. Buktinya saja kalau perempuan sudah lama tidak bertemu dengan temannya, kalimat pertama yang keluar adalah “Eh makin kurusan/ gemukan sekarang ya,” “Ih mukanya sekarang kok jeraw

Antologi Cerpen "Izinkan Perempuan Bicara" Part 2

Image
  Melinda "Jika keluarga dibangun dengan cinta, maka jangan biarkan salah satunya merasa tertekan dan tak berharga, karena sejatinya keluarga adalah yang saling mengasihi satu sama lain, bukan yang hanya ingin dihargai dengan yang lain." _Melinda. Meskipun dilarang untuk bekerja saat masih bersama suaminya, Melinda masih sempat sembunyi-sembunyi melakukan hobbynya berjualan secara online tanpa pengetahuan suaminya. Hal ini bukan tanpa sebab dilakukan Melinda, omset yang lumayan, menjadikan penghasilan Melinda mengungguli pendapatan Rangga, yang kemudian akan membuat Rangga merasa tersaingi dan kalah menjadi imam dalam keluarga. Hal ini yang dikemudian hari menjadi bibit perceraian mereka. "Sebelum kita menikah, aku adalah aku yang punya hobby berdagang dan punya lingkaran pertemanan yang membuatku berkembang, tapi kenapa setelah ijab kabul itu yang kamu lakukan seolah-olah tubuhku ini milikmu?" "Yaa memang kamu itu milikku, aku sudah membelimu dengan mahar yang

Tujuh

  Aku cantik, aku mandiri, aku special.  Ucapku pada cermin sebagai ritual setiap pagi. Dulu setelah ditinggalkan Mas Raka, aku selalu merasa gagal jadi perempuan, ya gimana gak gagal coba? Diselingkuhin sama laki-laki. Dari situ aku selalu merasa diriku enggak pernah pantas hidup, karena duniaku ada padanya.  Tapi itu dulu, sebelum ritual pagi aku kerjakan. Untuk bisa mencintai diriku sendiri, untuk bisa menerima hidupku kembali seutuhnya dan tanpa menggantungkan kebahagiaan dan angan-angan ku pada Mas Raka, aku mulai mensyukuri nikmat Tuhan dengan cara menghargai diriku, mencintai diriku terlebih dulu sebelum melakukan nya kepada orang lain. Hari ini pertama kalinya aku akan bekerja di kantor baru, dengan rekan kerja yang juga baru. Semoga selain gaji baru, aku juga bisa mendapatkan pasangan baru di sini, sebelum mama mengoceh lagi.  Kantor baruku tidak jauh dari tempat tinggal ku, cukup 20 menit berjalan kaki, aku akan sampai di sana. Tidak perlu menggunakan kendaraan bermotor, supa

Antologi Cerpen "Izinkan Perempuan Bicara" Part 1

Image
  Melinda "Jika keluarga dibangun dengan cinta, maka jangan biarkan salah satunya merasa tertekan dan tak berharga, karena sejatinya keluarga adalah yang saling mengasihi satu sama lain, bukan yang hanya ingin dihargai dengan yang lain." _Melinda. Tok! tok! tok! Suara palu terakhir sebagai tanda perceraian antara Melinda dan Rangga telah berbunyi lantang. Suara pembelaan memang tidak akan lagi didengar oleh Melinda, tapi suara bisikan tetangga akan mulai ramai mengisi gendang telinga sepanjang masa. "Kalau sudah jadi janda, jangan suka menggoda lelaki beristri ya!" Baru sampai depan rumah saja sudah mulai bibir pedas itu bersuara, mengalahkan pedasnya sambalado buk titin depan gang. "Gak semua janda itu penggoda buk," jawab Melinda berusaha sabar. "Satu banding sepuluh tapi kan, kamu itu perempuan tapi suka membantah omongan orangtua, pantes aja suami kamu ninggalin kamu." "Bukan dia yang meninggalkan saya buk, tapi saya yang meminta cerai

Enam

 Akhirnya setelah perjalanan panjang, aku sampai di tempat tinggalku yang baru. Sebuah rumah kos yang tidak besar dan juga tidak kecil, cukup untukku tinggal di dalamnya, bisa masak supaya lebih hemat dan banyak lagi yang bisa ditabung untuk masa depan yang tidak pasti.  Di sini, di rumah baruku ini aku ingin mengawali semuanya, memulai hari baru dengan lebih tenang dan damai dan tentunya lebih rapi dan bersihan. Ya aku memang bukan perempuan kebanyakan, sedikit malas bahkan hanya untuk melipat selimut, lemariku hanya rapi dalam satu minggu dan paling males kalau disuruh menyapu rumah. Tapi hari ini saat aku tiba di rumah ini, aku janji akan mengurangi semua kemalasan itu, sesuatu yang tidak baik akan diperbaiki mulai sekarang. Semoga semesta membantuku menjadi manusia lebih baik lagi.  Hari ini dan esok adalah waktu untukku mendekor rumah baru, rasanya seneng banget bisa punya ruang untuk mengekspresikan diri sendiri. Aku akan membuat kamarku dengan warna kesukaan, warna baru yang lag

Antologi Cerpen "Rezeki Untukku"

Image
  BERKAT MAMAK Nurlaeli Rohmah Semua ini berawal dari tiga tahun yang lalu, ketika aku berada pada tahap akhir Sekolah Menengah Atas. Sama seperti siswa lainnya yang sibuk dengan memikirkan masa depannya masing-masing, pun begitu denganku. Aku sangat ingin melanjutkan pendidikanku ke jenjang yang lebih tinggi lagi, tapi semua orang tahu bahwa untuk sampai di sana membutuhkan biaya yang tidak sedikit, membutuhkan perjuangan yang tidak sebentar dan membutuhkan banyak dukungan secara moral juga. Maka dari itu aku mulai memberanikan diri mendiskusikan hal ini kepada kedua orang tuaku. “Yah, dari sekolah udah ada ditanyai siapa aja yang mau masuk perguruan tinggi untuk didata namanya dan bisa diurus dari sekolah,” ucapku pada Ayah yang sedang meneguk secangkir kopi. “Kamu mau kuliah?” tanya Ayah. “Mau.” “Kuliah di mana? Jurusannya apa?” tanya Ayah lagi. “Pengennya di Jogja, jurusannya belum tahu.” “Jangan di luar Aceh, sekarang itu yang dibutuhkan pemuda-pemudi daerah.” “Yaa kerjanya nanti

Lima

 Bis perlahan meninggalkan terminalnya, ia pasti kembali jika tugas mengantar orang-orang telah selesai di kerjakan, pun begitu nanti denganku. Bis yang aku naiki ini perlahan melewati sudut kota yang ramai, suara klakson yang berisik dan beberapa kali menaik turunkan penumpang dan juga pengamen. Satu dua lagu yang mereka nyanyikan hampir selalu dengan lagu yang sama, hanya pengamen pertama yang aku berikan uang, yang lainnya aku memutuskan untuk berpura-pura tidur supaya tidak kehabisan uang. Maaf, mungkin kalau uangku sudah cukup dan hatiku sudah lebih luas aku akan memberikan kepada mereka yang membutuhkan. Perjalanan cukup jauh, aku sesekali tertidur, namun tidak senyaman saat tidur dengan kepala dan kaki yang sama rata. Tidur dengan posisi duduk ini sering membuat leherku merasakan pegel. Tidak mengapa, karena memang ini yang harus dijalani. Bis berhenti untuk kesekian kalinya, nampaknya ia menaikkan seorang penumpang. Seorang laki-laki masuk dan melihat tempat duduk yang kosong d

Antologi "Cerdas Parenting Masa Kini" Part 3

Image
  Mengajari Anak Tentang Upaya Pencegahan Pelecehan Oleh: Nurlaeli Rohmah “Cara manusia mencintai Tuhan sangat beragam, salah satunya menjaga ciptaan-Nya berupa tubuh. Menjaga tubuh dari Tindakan kekerasan dan pelecehan adalah bentuk kasih saying dan pengabdian manusia kepada Tuhan-Nya. Mari, ayah bunda ajarkan anak perihal tubuhnya sebagai tanggung jawab manusia kepada Sang Pencipta.” 5. Ajari Anak Mengenai Keterbukaan Sesibuk apapun Ayah dan Bunda dengan pekerjaan, tanggung jawab terhadap kehidupan anak adalah hal yang tidak kalah pentingnya. Menemani anak bermain, mendengarkan ceritanya dan menjaga anak adalah tanggung jawab dari Ayah dan Bunda sekalian. Ketika mampu menemani dan mendengarkan anak, tentunya anak akan terus merasa aman dan nyaman di dekat orang tuanya, sehingga meminimalisir rahasia yang disembunyikan seorang anak. Kebanyakan pelecehan seksual selalu dibumbui dengan pernyataan “Jangan bilang siapa-siapa ya.” Nah, hal ini kemudian bisa menjadikan pelaku ketagihan ak

Empat

 Bahagia Sebelum Menikah, satu bab dari tulisan dokter gigi bernama Dea Safira. Aku memilih buku ini untuk dibaca bukan karena aku ingin menjadi feminis garis keras, tapi aku hanya ingin tau saja, bagaimana pandangan feminis menurut perempuan berdarah Jawa yang sudah aku ikuti setahun terakhir ini. Setelah selesai membaca bab itu akupun bertanya pada diriku sendiri, alasan aku sangat ingin menikah sebenarnya karena apa? apakah karena aku merasa kesepian? sangat mencintai laki-laki yang menjadi kekasihku atau aku hanya ingin terhindar dari omongan tetangga? Aku tidak pernah menginginkan suami hanya karena aku sudah lelah bekerja dan ingin dinafkahi, seperti yang pernah kukatakan sebelumnya bahwa aku menginginkan hubungan yang seimbang, jika lelakiku membayarkan makan siangku, aku ingin membayar makan malam kami. Aku sangat tidak suka bergantung dengan orang lain sebenarnya, tetapi jika prinsipku itu kurang disenangi lelakiku, maka tidak ada masalahnya aku membiarkan dia membayarnya, aku