Posts

Showing posts from May, 2022

Antara Anak dan Orang Tua, Siapa yang Wajib Membahagiakan Siapa?

Image
 Beberapa waktu lalu kepala saya dipusingkan dengan siapa yang harus membahagiakan, apakah orang tua wajib membahagiakan anak atau anak yang wajib membahagiakan orang tua atau seharusnya kita bertanggungjawab atas kebahagiaan kita sendiri?  Lalu pertanyaan lainnya yang muncul adalah: anak itu gak pernah minta untuk dilahirkan, memiliki anak adalah diskusi antara suami dan istri yang seringnya alasannya adalah memang masyarakat biasa mengajarkan demikian atau ingin dirawat semasa tua.  Satu sisi gak bisa dong menyalahkan masyarakat yang sudah bertahun-tahun hidup dengan role seperti itu, dan sisi lain keinginan para orang tua yang punya anak supaya dirawat saat  tua itu egois gak sih? Dengan dalih sudah merawat sejak kecil mereka merasa bahwa wajib bagi anak membahagiakan atau merawat mereka saat tua, padahal kan anak gak minta dilahirin, yang minta anak ya orang tua maka wajib bagi mereka untuk membesarkan dengan penuh kasih dan sayang.  Saya pernah tanya dengan teman teman saya tentan

Cowokmu kan Udah Mapan, Kapan Kamu Mau Nikah?

Image
 Kamu kapan mau nikah? Kan dia udah mapan.  Kata beberapa orang yang sebenarnya gak paham sama pertanyaan yang dibuatnya sendiri.  Kenapa? Pertama dia menjelaskan kondisi si A (biasanya cowok) yang sudah mapan (secara ekonomi) lalu dia mempertanyakan si B (biasanya cewek) untuk kesiapannya tentang sebuah pernikahan.  Menurutku ini sebuah kesalahan, karena yang sudah mapan siapa yang ditanya sudah siap menikah siapa?  BACA JUGA  Layaknya Menikah Bercerai Juga Cara Untuk Bahagia Seharusnya kalimatnya bisa diganti dengan "kamu udah mempersiapkan apa saja untuk menikah?" (Netral bisa ditanya ke cowok atau ke cewek). Bukan gak nyambung begitu pertanyaan dan latar belakang pertanyaannya.  Sebenarnya aku paham konteks dari pertanyaan ini karena biasanya dan masih dibiasakan bahwa untuk melihat laki-laki sudah siap menikah adalah dari finansialnya, sedangkan perempuan biasanya dari usia.  Tentu gak asing bagi kalian para perempuan yang sudah 20 ke atas, paling sering 25 an ditanya &q

Mengkultuskan Diri Sendiri

Image
 "Semoga ke depannya menjadi anak yang lebih baik lagi, lebih nurut, sopan sama orang tua, berbakti kepada orang tua" BACA JUGA Derana Kata seorang yang punya anak dan menuntut anak menjadi apa yang tidak pernah dicontohkan.  Dalam hati saya tertawa "apakah nenek tua itu paham maksudnya?" Meminta anak menurut kepadanya yang seringnya dia tidak mencontohkan hal yang diminta kepada kedua orang tua nya.  Lihat kalimatnya harus baik, patuh, sopan. Sangat mengkultuskn diri sendiri, padahal manusia gak ada yang sempurna kenapa harus sebegitu sucinya dia untuk diperlakukan demikian?  Ups, bukan hanya itu, si nenek ini bahkan tidak meminta maaf kembali layaknya orang-orang lain ber lebaran. Emang dia gak punya salah sama anaknya? Waktu marah marah nanya tupperware di mana dan bilang anaknya yang ngilangin rupanya ketinggalan di rumah tetangga terus bilang "kalau gak kamu siapa lagi?" What the hell.  Giliran diingati jawabnya "nanti kamu rasain sendiri kalau s

Apakah Hati Kita Sudah Seputih Baju Lebaran?

Image
 Gimana lebarannya? Udah keliling kampung? Udah kumpul keluarga? Udah habis uang THR nya? Udah benar-benar memaafkan?  Pertanyaan terakhir sebenarnya sedikit menggangguku, kenapa? Karena template "mohon maaf lahir dan batin" Seolah olah dibuat supaya memudahkan kita dalam meminta maaf, tapi apakah kemudian akan menjadikan kita benar-benar tulus meminta maaf?  BACA JUGA  Belanja Online VS Offline Tidak ada yang tahu, semuanya tersimpan di dalam hati. Ketulusan untuk meminta dan memaafkan setiap kesalahan yang sudah diperbuat.  Tapi selain maaf memafkan, lebaran juga jadi ajang untuk pamer baju baru. Tentunya kalian bisa melihat strata sosial seseorang dari sejadahnya, baju lebaran dan kue lebarannya.  BACA JUGA  Tips Menghemat Uang THR Pikiranku terganggu saat lebaran karena apakah kita benar-benar menginginkan hati yang suci dari semua hal yang terlihat dari tubuh kita?  Kesucian dari hari kemenangan juga kadang jadi paradoks dengan benda duniawi yang melekat pada tubuh kita.

Bepanja Online VS Offline

Image
 Ada yang sudah candu belanja online? Atau ada yang malah kapok belanja online?  Sebelumnya aku sudah pernah menulis tentang tips belanja online biar gak kena tipu tipu di sini ya.  BACA JUGA Pertanyaan Agnostik yang Mengganggu Eksperimen nya seruan yang mana? Online atau offline?  Kalau aku akan pakai keduanya, karena untuk beberapa belanjaan itu gak bisa diakses secara offline di kampung, seperti kebutuhan buku, dalaman yang keren, beberapa printilan fashion.  BACA JUGA Cerpen ke Tujuh Di sini gak ada toko buku, kalau pun ada jauh dan gak lengkao, lebih parahnya lagi seringnya yang dijual adalah buku bajakan, duh parah sih. Mendingan beli online di tokonya langsung, meski agak mahal tapi gak jarang juga ada diskon kok.  Tapi kalau beli keperluan rumah tangga kayak sayur, sabun sabun, makanan pokok sudah pasti pakai offline, karena bisa langsung cek tanggal kadaluwarsa dan yang pasti gak akan layu apalagi busuk ya. Terlebih kayaknya gak akan sampe sini juga sih, masa iya beli sabun pe

Tips Menghemat uang THR

Image
  Di bulan ramadan akan ada banyak sekali yang mengagetkan termasuk uang kaget bernama THR. Namun sayangnya banyak dari masyarakat kita yang malah menjadi tidak bijak dalam menggunakan uang kaget tersebut. Lalu bagaimana cara me-manage uang THR yang benar? Apakah ditabung seluruhnya? Dibelanjakan untuk keperluan baju lebaran sekeluarga? Dijadikan THR kembali bagi anak anak? Dibelanjakan untuk kue lebaran Apakah kita perlu melakukan seluruhnya dengan uang THR? Sebenarnya menurut saya tidak ada ketentuan pasti untuk berapa persen ditabung atau berapa persen digunakan dan disedekahkan. Tergantung kebutuhan saja. Kalau kamu punya uang THR tapi belum berkeluarga, tentunya akan lebih sedikit pengeluaran di saat lebaran ya. Uang THR seharusnya dibelanjakan pertama kali adalah untuk sedekah. Kenapa? Ini kan bulan berkah makan akan lebih baik kelebihan yang kita miliki bisa menambah pahala kita. BACA JUGA  Ketika Uang dan Emas Terputus Meskipun sedekah gak harus berupa uang ya, bisa saja

Nanas dan Lebaran cuma Jadi Nastar?

Image
 Apa yang terbesit di kepala kalian kalau mendengar nanas dan lebaran?  Pasti nastar kan? Duh emang nikmat banget nih lebaran makan kue yang gak cuma gurih tapi juga segar ya.  Tapi tau gak sih kalian kalau nanas dan lebaran gak cuma jadi nastar loh. Tapi bisa jadi berbagai macam makanan yang juga gak kalah nikmatnya.  BACA JUGA  Kumpulan Blog Keren Yuk eksperimen dengan nanas untuk lebaran.  Berikut ini bahan bahan yang harus disiapkan ya 1 buah nanas matang 2 butir Kelapa  1 Kg Gula pasir Jahe secukupnya 1/2 bungkus tepung Pulut Garam secukupnya Singkat, padat dan mudah ditemukan bukan? Lalu apakah mudah ditebak? 😁 Ada yang jawab dodol? Selamat yang benar dapat THR dari orang terdekat ya. Hehe.  BACA JUGA  Yakin Udah Bahagia? Lalu cara membuatnya adalah dengan pertama kupas nanas dan potong halus dan haluskan dengan diblender ya, karena kalau diulek kelamaan.  Masukkan tepung pulut dan tambahkan garam secukupnya kedalam potongan nanas yang sebelumnya sudah dihaluskan.  Untuk santan