Antologi Cerpen "Izinkan Perempuan Bicara" Part 6

 Melinda



Kemudian ketika tidak ada lagi yang harus dilayani oleh seorang perempuan yang telah menjadi janda maka yang diterima adalah kalimat "penggoda". Yaa karena kodratnya tadi adalah untuk melayani laki-laki, maka label penggoda sangat tepat digunakan untuk menjelaskan perempuan yang akan melayani laki-laki, baik yang sendiri maupun yang sudah beristri.

Inilah tantangan seorang janda. Ketika keputusan untuk menyudahi sebuah mahligai rumah tangga maka segala stigma negatif akan datang menghampirinya.

Tak terasa sebulan sudah Melinda menjadi janda, kenikmatan luar biasa yang bisa ia dapatkan karena mampu memuaskan diri dengan segala hal yang digemarinya. Mulai dari membaca hingga berjualan secara online. Kegembiraan yang bertambah ketika Melinda mampu mencintai dirinya sendiri tanpa harus merubah menjadi wanita yang terlihat cantik menggunakan make up, pandai memasak dan lihay dalam memberikan kepuasan seorang laki-laki.

Melinda hidup dengan aturan yang tak pernah membuatnya terkekang. Ia bisa berlayar kemanapun, ia mampu untuk melihat dunia yang indah ciptaan-Nya. Tak ada teriakan dan pemaksaan disetiap malam. Ia mencintai dirinya tanpa harus berbagi cinta dengan siapapun.

Cerita dari teman yang memiliki suami bak raja yang tak mengerti meski hanya sekedar bermain dengan anak-anaknya, kekerasan yang menghasilkan luka lebam, hingga perempuan-perempuan yang terus berjuang mempertahankan rumah tangganya hanya supaya tak menjadi janda seperti Melinda banyak memberikan warna baru mengenai definisi bahagia seorang wanita.

Melinda tak peduli dengan kalimat menyayat hati, Melinda akan terus melawan.

Melinda tak peduli dengan stigma negatif masyarakat, Melinda tetap terus berjuang.

Melinda tak peduli dengan aturan-aturan yang mengekang, Melinda hanya peduli dan sayang akan dirinya sendiri. Sehingga hal itulah yang akan membedakan Melinda dengan perempuan lainnya.

Perjalanan Melinda menjadi janda dan bertemu banyak wanita dengan berbagai cerita yang melatarbelakangi kehidupan romansa sebuah pernikahan, menjadikan Melinda sadar bahwa pernikahan bukan satu-satunya jalan yang dapat memberikan senyum kebahagiaan seorang perempuan. Pun begitu dengan perempuan-perempuan yang telah memutuskan untuk berpisah dari istana pernikahan, bukan berarti akan meninggalkan kebahagiaannya sebagai perempuan. Segala keputusan yang diambil secara sadar dan paham dengan resiko yang akan ditanggungnya kelak adalah salah satu langkah menuju kebahagiaan baik untuk perempuan maupun laki-laki. Pun begitu dengan keputusan untuk menikah, keputusan untuk bertahan dengan situasi yang menyakitan serta keputusan untuk menyudahi segala yang telah diawalinya.

"Jika keluarga dibangun dengan cinta, maka jangan biarkan salah satunya merasa tertekan dan tak berharga, karena sejatinya keluarga adalah yang saling mengasihi satu sama lain, bukan yang hanya ingin dihargai dengan yang lain." _Melinda.


TAMAT

Comments

Popular posts from this blog

Sesusah Apa Sih Skripsi itu?

Tentang Berproses

Apa Bener Kalau Perempuan Banyak Temen Pria Jadi Murahan?