Yang Kita Banggakan Ternyata Bukan Kita
Saya bertemu seorang anak laki-laki yang dengan bangganya berkata seperti ini kepada saya.
"Yaa di sekolahku lah, SMA N "Bla" UNGGUL"
Ia menegaskan kata unggul di depan muka saya, hei yang benar saja. Langsung saya jawab begini
"Yang unggul itu sekolahmu, bukan kamu, apa rupanya keunggulanmu?"
Dia pun meringis dan tidak menjawab pertanyaan saya itu.
Padahal bisa saja ia menjawab dengan jawaban seperti "keunggulannya adalah bisa lulus di sekolah unggulan" Haha tapi dia tida menjawabnya, yaa mungkin karena ia baru menyadari bahwa ia tidak menjadi satu alasan keunggulan dari sekolahnya itu.
BACA JUGA Kamu Akan Menjadi Tumbalku
Yang ingin saya tulis sebenernya adalah begitu banyak orang yang punya pola pikir seperti anak laki-laki tadi. Yaa bangga dengan apa yang melekat pada dirinya tapi tidak menyadari apa yang membuatnya benar-benar layak untuk dikatakan bibit unggul.
Menempuh pendidikan ditempat yang kata banyak orang bagus, belum tentu menjadikan seseorang itu sebagus sekolahannya, belum tentu juga sebagus jurusannya.
Menjadi anak ustadz dan ustazah aja belum tentu jadi alim seperti orang tuanya. Anak orang kaya juga belum tentu masa depannya cerah. Terus apa yang mau dibanggakan?
Seharusnya kita menyadari bahwa kita hanya memiliki diri kita sendiri sebagai sesuatu yang patut dibanggakan, bukan hanya hal-hal yang menempel saja.
BACA JUGA Taqdir Tuhan
Kalau jurusan kuliahmu keren, apakah kamu menjadi salah satu yang berkontribusi membuatnya keren?
Kalau orang tuamu banyak disegani orang lain, apakah kamu menjadi alasan untuk hal tersebut?
Kalau iya bagus, tapi kalau kamu menyadari bahwa hal itu bukan sepenuhnya, alangkah baiknya tidak memamerkan hal-hal bagus tetapi bukan bagian dari dirimu.
Kualitas dirimu yaa berasal dari apa yang kamu lakukan, bukan dari mana kamu lahir, bersekolah, berteman. Karena percuma saja sekitarmu baik tetapi kamu tidak berkontribusi atas itu semua.
Comments
Post a Comment