Bad Genius in Real Life
Pernah nonton film atau series ini? Iya ini film Thailand lagi yang udah di rekomendasiin sama Jerome Polin.
Aku belum abis nonton seriesnya tapi udah katam sama filmnya.
Ini film buat gregetan benget sumpah, buat jantung berpacu lebih kencang dan yaa kamu harus nonton sendiri lah gimana keserunya.
Jadi singkatnya film ini menceritakan bagaimana kecurangan yang ada di pendidikan, seperti menguliti pendidikan di Indonesia juga.
Baca Juga Pun (The Gifted)
Pemeran utamanya yakni Lynn dengan trik hebatnya memberikan contekan kepada temannya dengan cara menggerakkan jarinya seperti bermain piano, karena banyak yang tertarik akhirnya dibuatlah les 'piano'.
Sampai akhirnya tindakan curangnya ini diketahui pihak sekolah, tapi kalimat yang dilontarkan Lynn benar-benar memukau menurut saya.
"Kalau sekolah bisa mendapatkan uang dari siswanya, mengapa kami tidak bisa melakukan hal yang sama?" Kurang lebih seperti itu karena saya sudah lama sekali menonton film ini.
Intinya di dalam film ini Lynn yang memiliki kecerdasan di atas teman-temannya memanfaatkan kecerdasannya tersebut untuk melakukan kecurangan guna mendapatkan keuntungan pribadinya berubah uang.
Sama seperti banyak orang disekitar kita, ngasih contekan itu biasa sampe kita gak bisa lagi bedain bahwa hal itu buruk. Memberikan uang untuk bisa masuk perguruan tinggi, instansi tertentu itu udah banyak dilakukan orang, sampe kita lupa bahwa hal itu sangat tercela dan merendahkan marwah kita.
Sampe kita semua terbiasa dengan hal buruk, kita gak bayar orang, tapi dibayar orang untuk membantu dia melakukan kecurangan itu. Apa kita gak hina? Maksudku bukan yang mencontek atau yang memberikan uang saja yang hina, seharusnya kita sadar bahwa kegeniusannya juga ternyata sangat rendahan!
Saya juga dulu pernah mencontek dan memberikan contekan. Tapi marilah kita lihat ini secara objektif bukan malah menyerang pribadi saya.
Yang mencontek itu bodoh, yang dicontekin itu juga gak terpuji.
Baca Juga Pandai Memilih Seperti Soe Dal Mi dalam Serial Start-Up
Ini yang namanya pintar tapi gak bijak, ada gak sih perasaan bersalah karena telah membantu orang lain untuk curang? Tugas yang diberikan individu yaa seharusnya dikerjakan secara individu juga, kerja sama boleh karena kemampuan kita memang terbatas.
Pintar tapi gak baik. Banyak teman saya yang juga melakukan hal yang sama, membantu orang untuk berbohong. Menuliskan namanya sendiri di cover tugas, tapi isinya dikerjakan oleh orang lain. Mau itu urusan finansial atau apa, bukannya lebih baik mengajari, buka les privat, berbagi ilmu atau lainnya? Sungguh saya tidak merendahkan teman-temannya saya yang melakukan praktek itu, tapi tulisan ini saya maksudkan untuk mereka yang belum supaya jangan melakukannya, masalah mereka yang sudah masuk yaa biarkan itu menjadi urusannya.
Kita sering marah sama para pegawai atau pelayan masyarakat yang mempersulit kita, membodoh-bodohi kita, mengkorupsikan uang kita, tapi kita masih bantu orang lain untuk berbohong dan berbuat curang? Apakah kita sehat setelah melakukan itu?
Sebegitu tidak mampunya kita memberdayakan orang lain, sampai kita terperdaya oleh uang? Semoga kita tidak termasuk dalam orang-orang seperti itu.
Mari kita sama-sama mencerdaskan bangsa dan diri kita juga. Banyak kok cara pintar yang terpuji, banyak kok cara supaya bisa mendapatkan pekerjaan yang baik. Usaha aja dulu, hasilnya nanti di akhir.
Pelan-pelan aja, semoga kita bisa lebih bijak dalam membantu orang lain yaa.
Comments
Post a Comment