Punn (The Gifted)
"Orang lain menganggapku sempurna, tapi tidak denganku"
Begitulah kutipan sebuah drama Thailand yang baru saja saya tonton. Entah kenapa bagian ini begitu ingin saya bagikan.
Punn adalah seorang pria yang memiliki kemampuan dalam segala hal, kepiawaiannya dalam melakukan imitasi membuatnya mampu menguasai berbagai bidang.
Matematika, Olahraga, Musik, Dansa bahkan semua pertandingan. Semua orang mengaguminya karena kesempurnaannya.
Saat ia melihat bagaimana sebuah benda mengeluarkan bunyi yang bagus, semuanya terekam jelas dalam kepalanya. Dalam sekejab ia pun mampu menguasainya. Betapa beruntungnya Punn.
Hingga suatu saat, semua guru memintanya untuk mewakili setiap perlombaan. Iya semuanya dan tanpa memilih, ia pun menyanggupi semua perlombaan itu.
Lomba pidato, Punn pemenangnya. Juara tenis meja, Punn pemenangnya. Lomba bahasa Inggris, Lomba biola Punn juga pemenangnya.
Dengan rasa bangga ia mengirimkan pesan kepada ayahnya.
"Ayah aku memenangkan semua perlombaan"
"Bagus, jangan mengecewakan," sungguh terbuat dari apa ayahnya ini. Barangkali inilah awal dari semua kehancuran itu.
Suatu hari guru Punn memintanya untuk menggambar sesuatu, dan ia hanya menggambar sebuah pohon dengan berbagai bentuk. Pohon yang rimbun, pohon yang kering, pohon yang memiliki warna berani hingga pohon berwarna coklat tanpa daun dengan beberapa cabang saja.
Dan itu semua mendeskripsikan kepribadiannya.
Perasaan lelah, rasa penuh tanggung jawab, beban yang berat serta ego yang besar akhirnya mendatangkan pohon berwarna coklat tanpa daun yang hanya terdiri dari beberapa ranting itu saja.
Jiwa pemimpin yang mendominasinya merasa dijatuhkan oleh seorang teman yang mampu menjawab soal matematika lebih sempurna daripada Punn. Ia tidak bisa menerimanya. Salah satu Pohon itu berusaha menguasainya dan menghabisi siapapun yang menghalanginya untuk menjadi sempurna.
Semua kendala tau rintangan rasanya sudah dihabisi dengan pukulan dan tendangan, namun ternyata musuh terbesarnya masih ada di dalam dirinya sendiri.
Semua berdebat, Punn menyalahkan Punn yang lainnya. Saling melukai satu sama lain. Hingga si pohon berwarna coklat benar-benar keluar untuk menyelesaikan masalah itu dengan cara MATI.
Ya pohon tanpa daun itu adalah suicide dari diri Punn.
Tidak ada yang mampu menolongnya kecuali cinta, saat-saat kematian itu datang, Pacar Punn datang untuk menolongnya dengan rasa cinta yang tulus, yang mampu menunjukkan pada Punn bahwa ia tidak sendiri, bahwa ada satu orang yang benar-benar peduli dan menyayanginya.
Pisau yang sudah mendekati leher kini telah melukai tangan pacar Punn. Bukti bahwa cinta yang ia katakan bukanlah gombalan semata.
Kepribadian ganda itu memberontak, Punn asli telah mengeluarkan jiwa yang sesungguhnya. Dan ia kembali menjadi diri sendiri tanpa ada Punn lainnya yang lebih sempurna.
Gila, drama ini bener-bener bagus. Bisa nyadarin kita yang lagi ngejar ambisi dan kesempurnaan. Kadang beban bisa sebesar itu, apalagi tanpa apresiasi.
Memang benar kata pujangga, hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga. Tidak ada kekuatan yang lebih dahsyat selain ketulusan cinta dan kasih sayang.
Kita boleh-boleh aja mengejar kesempurnaan tapi jangan lupa Batasan manusia itu ada.
Kita boleh-boleh aja membanggakan orng terkasih, tapi jangan lupa sama Istirahat.
Kita boleh-boleh aja merasa menyanggupi semua hal, tapi tetap pahami keinginan itu asalnya dari Diri Sendiri atau orang lain.
Bahagia itu milik semua orang, termasuk diri kita sendiri. Jangan lupa apresiasi dan sayangi diei sensidi, jangan sampe kita kehilangan kita.
Comments
Post a Comment