Feminisme Liberal
Source: Google
Udah pernah ngomongin feminis di tulisan sebelumnya, kalian bisa cek disini DI SINI sekarang saatnya bicara mengenai salah satu aliran daripada feminisme yaitu feminisme liberal.
Sebelumnya apakah kalian tau apa itu liberal? kebebasan? terserah mau ngapain aja? ok sebelum kita lanjut ke feminisme liberal ada baiknya kita pelajari dulu apa itu liberal.
Liberal terbagi menjadi dua aliran, yaitu pertama bagi kaum Liberal Klasik atau biasa disebut dengan libertarian, yaitu paham yang menganggap bahwa negara harus melindungi kebebasan sipil seperti hak milik, hak memilih, kebebasan menyampaikan pendapat, kebebasan untuk berbeda serta kebebasan berserikat. Negara tidak ikut campur dengan pasar bebas, tetapi negara memberikan semua kesempatan yang sama, untuk menentukan akumulasinya sendiri di dalam pasar tersebut. Dari lahir, manusia sudah mengalami yang namanya ketimpangan, perbedaan orang tua, kekayaan harta benda, keadaan alam, posisi dalam masyarakat serta lainnya, sehingga perlu adanya usaha yang lebih ekstra di salah satu pihak daripada yang lainnya untuk memperoleh sesuatu, maka dari itu seharusnya negara memberikan kebebasan bagi setiap manusia memilih caranya sendiri untuk mendapatkan akumulasi kekayaan, kesempatan dan lainnya. Contohnya, kamu bebas membeli dan menjual apa saja, negara tidak ikut campur dengan hal itu, tidak ada larangan tentang apa yang harus diperjualbelikan, tetapi apabila yang kamu beli misalnya tidak sesuai dengan perjanjian sebelumnya maka negara memiliki hak untuk melindungi serta menindaklanjuti hal tersebut.
Kemudian yang kedua, yaitu liberal yang berorientasi pada kesejahteraan, dimana negara harus berfokus pada keadilan ekonomi sipil. Ketika individu memasuki pasar dengan perbedaan yang berdasarkan pada posisi awal lebih menguntungkan daripada yang lain, pada saat tertentu perbedaan yang begitu besar akan mengakibatkan individu tidak memperoleh bagiannya secara adil dari yang ditawarkan pasar. Maka dari itu kaum ini menginginkan campur tangan negara dibidang ekonomi. misalnya jaminan pendidikan, pelayanan umum, jaminan sosial dan lainnya supaya ketidaksetaraan tidak semakin besar. Contohnya ketika kita ingin bersekolah tetapi karena ekonomi keluarga tidak memungkinkan untuk itu, maka diperlukan yang namanya bantuan dari pemerintah dibidang pendidikan supaya para orang kaya tidak terus mengambil kesempatan pekerjaan dan pendidikan yang akhirnya akan membat ketimpangan dimasyarakat semakin besar, yang kaya semakin sejahtera dan yang miskin tidak bisa berbuat apa-apa.
Nah kemudian apa itu yang dinamakan feminisme liberal?
Feminisme Liberal adalah sebuah gerakan yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang adil dan peduli tempat kebebasan berkembang. hanya dalam keadaan seperti itu, perempuan atau laki-laki dapat mengembangkan dirinya. Lalu pertanyaannya adalah feminis ini termasuk dalam liberal yang mana diantara keduanya tersebut? kedua paham liberal tersebut sama-sama muncul dalam pemikiran feminis, tetapi untuk feminis kontemporer tampaknya lebih cenderung kepada liberal yang berorientasi pada kesejahteraan.
Ada satu kalimat dari Marry Wollstoncraft yang saya sukai yaitu "burung yang disimpan di dalam sangkar yang tidak mempunyai pekrjaan untuk dilakukan kecuali memamerkan sayapnya" seolah-olah memberikan pemahaman bagi kita mengapa perempuan terkadang terlalu sering menjadikan fisik, bentuk tubuhnya sebagai hal yang sangat begitu penting. Mendewakan penampilan untuk mendapatkan banyak hal seperti kesempatan pekerjaan, pria berkantong tebal, popularitas dan keuntungan. Menjadikan perempuan itu lebih rendah dibandingkan laki-laki yang selalu menggunakan nalar dan rasionalitasnya dalam berbagai hal. Lalu bagaimana jika dibalik? apakah laki-laki jika 'dikurung' layaknya perempuan bertahun-tahun mulai dari nenek moyangnya akan memiliki sifat "pemberi kenikmatan" dan juga emosional serta manja? saya pikir jawabannya adalah iya.
Yang diinginkan oleh Wollstonecraft adalah Personhood yaitu menjadi manusia secara utuh, perempuan bukan alat untuk kebahagiaan orang lain (laki-laki, anak). Dan menurut Taylor ikatan Maternal (ibu dan anak) itu lebih kuat daripada hubungan Paternal (ayah dan anak) padahal seharusnya tugas laki-laki dan perempuan adalah 'mendukung' kehidupan bukan mendukung salah satu untuk hidup, kemudian perempuan juga sering kali hanya diberikan kesempatan untuk memilih sesuatu bukan untuk memilih yang dia mau. Perempuan dianggap hanya bisa melakukan satu hal saja, seperti ingin menjadi istri yang baik atau menjadi manusia yang mendukung kehidupan, padahal sebenarnya perempuan bisa saja menjalankan keduanya. Namun kembali yang menjadi pertanyaannya adalah mengapa perempuan memiliki kewajiban dibidang domestik sedangkan laki-laki tidak? mengapa perempuan yang ingin mendukung kehidupan malah dibebankan dengan beban yang ganda? sebenarnya istri ingin menjadi partner untuk suaminya bukan budak dari suaminya. Sedangkan menurut Mill perhatian perempuan lebih sering dibatasi dalam ranah pribadi, sehingga perempuan lebih mementingan diri sendiri dan keluarga daripada kepentingan umum.
Tugas dari feminisme liberal adalah bukan untuk menentukan kebebasan dan kesetaraan melainkan apa kebebasan dan kesetaraan itu bagi laki-laki dan perempuan yang konkret. Feminisme liberal berkeinginan untuk membebaskan perempuan dari peran gender yang opresif, yaitu dari peran-peran yang digunakan sebagai alasan atau pembenaran untuk memberikan tempat yang lebih rendah, atau tidak memberikan tempat sama sekali bagi perempuan baik di dalam akademi, forum maupun pasar.
Menurut Janggar laki-laki cenderung merendahkan nilai tubuh, menganggap tubuh sebagai semata-mata cangkang pelindung yamg bentuknya tidak mempunyai makna yang penting terhadap definisi dirinya. Hal ini karena laki-laki mempertimbangkan jaraknya dengan alam, peran domestik dan reproduksinya yang tidak banyak menuntut dan karena itu banyaknya waktu yang dihabiskan untuk menumbuhkan kehidupan nalarnya. Dan menurut saya karena hal inilah kemudian muncul kalimat 'kucing garong' pada laki-laki yang pada intinya laki-laki sangat rendah terhadap tubuhnya sendiri, apapun yang dilakukan orang lain kepada tubuhnya selagi tidak melukai dia kan meras biasa saja bahkan senang.
Sedangkan bagi perempuan yang dekat dengan alam, peran domestik dan reproduksinya yang berat dan karena itu, perempuan cenderung menghargai tubuh dan menganggapnya sebagai hal yang esensial bagi identitas personalnya. Maka dari itu muncullah perspektif bahwa perempuan yang tidak menjaga keperawanannya adalah perempuan yang gagal menjadi perempuan.
Referensi:
Tong Rosemarie Putnam. 2004. Feminist Thought. Percetakan Jalasutra: Yogyakarta.
Comments
Post a Comment