Toxic Positivity
Pernah gak kalian saat mendapatkan masalah terus cerita sama temen kalian dan temen kalian responnya kayak gini “sabar aja, nanti Tuhan yang akan balas” atau gini “semangat terus” atau “coba khusnudzon deh, pasti ada hikmahnya kok” atau “udah jangan sedih-sedih terus gak baik loh” pernah? Pasti sering kan. Atau para laki-laki yang sedang merasakan kekecewaan, kegagalan malah gak dibolehin buat mengekspresikan perasaannya karena katanya laki-laki itu gak boleh nangis, gak boleh lemah dan gak boleh kayak perempuan yang cengeng. Atau kalian sendiri yang pernah ngucapin segala hal yang dianggap positif saat ada teman kalian yang merasa sedih dan penuh dengan masalah? Sama saya juga pernah.
Ternyata hal-hal yang dianggap positif itu bisa banget jadi racun buat dibeberapa kondisi tertentu. Pada saat seseorang merasakan suatu hal yang buruk, kemudian pihak eksternalnya memaksa untuk membuang atau menyangal perasaan itu dengan berpura-pura bahagia dan mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja dapat membuat seseorang yang merasakan suatu hal yang buruk tersebut menjadi tidak lebih baik. Intinya adalah emosi yang dianggap negatif seperti menangis, takut, khawatir, cemas dan lainnya itu tidak bisa disangkal atau ditolak tetapi harus dilewati.
Menjaga kepositifan itu tidak selamanya benar, misalnya ketika seseorang dijahati dia selalu berfikir bahwa orang yang melakukan hal jahat itu tidak pernah sengaja untuk melakukannya, terus orang yang dibodohin selalu menganggap bahwa dia memberikan manfaat untuk orang lain. Jika hal seperti ini terus terjadi akan membuat si orang yang selalu positif tersebut menjadi tidak lagi kritis, mudah ditipu dan dirugikan serta hal yang bisa mengakibatkan sesuatu yang lebih buruk lagi. Karena pada dasarnya perasaan atau pemikiran yang negatif tersebut memberikan sebuah informasi atau pengetahuan kepada diri kita. Misalnya ketika kita merasakan ketakutan untuk pergi ke toilet sendirian. Rasa takut itu negatif dan adanya rasa takut supaya diri kita lebih berhati-hati. Bayangkan jika kita tidak pernah merasakan takut dan tidak pernah berhati-hati dalam segala hal, tentunya akan sangat merugikan. Kemudian perasaan sedih, laki-laki katanya tidak boleh menangis harus tegar, lama-lama dia bisa meledak, kehilangan keseimbangan karena diri kita ini juga bisa diibaratkan seperti memori handphone, kalau sudah kepenuhan file tentunya kita tidak bisa lagi menyimpan bahkan untuk membuka apapun, ujung-ujungnya rusak kan. Sama seperti diri kita kalau harus berpura-pura bahagia, selalu positif terus, lama-lama kita rusak atau sakit di bagian mental kita.
Banyak masyarakat Indonesia yang belum sadar akan pentingnya kesehatan mental, padahal setiap tahunnya ada 1 dari 4 orang yang mengalami gangguan kesehatan mental. Kalau ada orang yang depresi langsung dibilang kurang iman, gak bersyukur dan lainnya atau temennya sendiri yang dianggap harus selalu positif, gak boleh sedih, nangis, kecewa, takut dan sebagainya. Padahal sama kayak perasaan positif, perasaan negatif juga normal. Kalau ada yang kecewa dia bisa marah, ada yang sedih dia pasti nangis dan kita gak bisa menyangkal hal tersebut. Emosi negatif tersebut merupakan sebuah respon dari berbagai hal yang terjadi pada seseorang.
Saya selalu bilang bahwa dunia ini seimbang, kalau ada yang bilang semua akan baik-baik saja pasti akan ada yang buruk-buruk juga. Semua akan indah pada masanya pasti sebelum itu terjadi akan ada yang tidak indahnya, maka yang harus kita lakukan adalah menerimanya bukan malah menyangkal seolah-olah hal tersebut tidak pernah terjadi.
Kalau ada teman kalian yang menceritakan masalahnya jangan jadi racun dengan memberikan kalimat-kalimat positif karena itu gak akan mempan. Dia dalam keadaan yang buruk, jadi jangan paksa dia untuk berpura-pura supaya terlihat baik-baik saja, biarkan emosinya terus melakukan tugasnya untuk mampu membuatnya lebih tenang. Dengarkan apa yang dia ceritakan dan jangan berikan solusi jika dia tidak memintanya. Ketika dia ingin mendapatkan solusi darimu maka pilihlah diksi yang tidak menyinggungnya, jangan judge perasaannya dan jangan memaksa untuk mencekoki positivity ke orang yang tidak bisa menerima kepositifan tersebut.
Soo segini aja dulu cerita hari ini, jaga fisik dan mentalmu, semoga bisa menerima apa yang terjadi hari ini.
Comments
Post a Comment