Tentang Berproses

"Dulu dia hijrah loh, sekarang kok malah makin biasa aja yaa pakaiannya juga"

"Katanya gak suka, tapi akhirnya pacaran juga"

"Katanya dulu gak mau jadi guru eh sekarang ngajar di mana-mana"

"Katanya gak mau pacaran, eh sekarang udah kemana-mana gandengan. Bilang aja kali kalau belum ketemu sama "someone"nya gak usah sok-sok suci"

"Dulu katanya bla bla bla, kok sekarang bla bla bla sih?"

"Dulu katanya self love, sekarang pakai pemutih, pewarna rambut, catokan. Bullshit emang omongannya"



Entah apa yang salah sebenarnya dengan perubahan orang lain, memangnya perubahan mereka mengganggu dan merugikan kita? Kalau enggak ayolah belajar untuk terima aja apa yang menjadi perubahan atas orang lain. 

BACA JUGA Pertanyaan Menjengkelkan Seputar Perkuliahan

Saya juga dulu kesal dengan omongan orang yang beda-beda. Tapi bedanya bukan yang kayak gini yaa "aku sayang kali sama kamu" Eh besoknya gandeng orang lain.  Maksudnya yang berubah disini adalah sikap, penampilan atau perubahan fisiknya, bukan perubahan ucapannya. Oke paham yaa. 

Yaa kenapa gitu beda-beda apa yang dia lakuin, Seharusnya dia konsisten gitu kan dengan apa yang telah menjadi prinsip hidup dia, gak plin plan gitu. 

Padahal nih yaa, kalau dipahami lagi perubahan yang ada pada seseorang itu selalu punya cerita tersendiri bagi si empunya. 

Kayak misalnya orang-orang yang katanya hijrah gak mau pacaran, eh tiba-tiba udah pasang profil foto tangan gandengan yang asli gak diambil dari pinterest atau lainnya. Bisa aja memang dia sebelumnya tidak memahami benar arti hijrah itu bagaimana, bisa jadi dia belum menemukan jalannya, bisa jadi dia gak punya orang yang benar-benar bisa diikuti, siapa tahu juga dia punya makna sendiri tentang hijrah itu. 

Kita sebenarnya gak pernah tahu alasan kenapa orang melakukan sesuatu. Yaa jangan-jangan tujuan awalnya hijrah juga bukan seperti apa yang kita pikirkan selama ini. 

Seperti saya misalnya, saya dulu punya makna bahwa teman adalah segalanya, yaa saya pernah bilang dulu kepada guru SMP saya saat ditanya apa hal yang paling penting dalam hidup, ketika teman lainnya menjawab ibu, makan, udara, keluarga dan lain-lain. Saya menjawab teman, karena saat itu saya tidak dekat dengan keluarga, tidak ada yang saya pahami perihal kasih sayang dikeluarga. Tapi sekarang saya paham bahwa teman yang sebenarnya adalah diri saya sendiri. 

Saya yang tidak suka dengan perubahan sikap dan pemikiran orang lain yang terlihat sangat labil, ternyata bisa juga melakukan hal yang sama. Nah coba deh tanyakan ini kepada diri kalian sendiri. 

Sebabnya apa? Karena manusia berubah dan berproses. 

Saat saya tidak lagi sejalan dengan teman saya, alasannya adalah karena saya merasa tidak didengar dan ditemani. Dan itu semua berubah. 

Dulu selain menghakimi perubahan orang lain yang dianggap gak konsisten, juga ngerasa punya pembenaran atas perubahan diri sendiri. 

BACA JUGA Belajar dari Frozen II

Yang salah adalah pola pikirnya. Seharusnya kita mempelajari ulang mengenai apa yang kita pikirkan. 

Kalau kita berpikir bahwa sesuatu itu benar menurut kita, apakah demikian yang dipikirkan orang lain, sehingga layak bagi kita menghakimi apa yang menjadi pilihan seseorang meskipun itu berubah dari yang sebelumnya ia katakan pada kita. 

Kadang saat salah satu benar bukan berarti yang satunya adalah salah. Tapi ada perspektif lain yang harus didengar juga sebagai suatu varian yang eksis. 

Kalaupun orang lain merubah prinsipnya, jangan, sekali lagi jangan lihat dari sudut pandang kita. Lihat dari sudut pandang mereka yang melakukannya. 

Kita tidak pernah tau isi hati dan perasaan seseorang. Karena setiap hati bahkan mampu dibolak balikkan oleh Sang Pencipta. 

Jadi gaes, kalau ada teman yang berubah antara yang dulu dan yang sekarang, biarkan saja. Hidup bukan untuk mengurusi hidup orang lain. Memperingati itu biasanya karena kita merasa lebih tau apa yang lebih baik dari sudut pandang kita yang tidak merasakannya. 

Comments

Popular posts from this blog

Sesusah Apa Sih Skripsi itu?

Apa Bener Kalau Perempuan Banyak Temen Pria Jadi Murahan?