Covid-19 dan Gaya Hidup Manusia Yang Baru


Beberapa bulan terakhir, dunia sedang menghadapi sebuah wabah yang sangat mengkhawairkan, sejak tulisan ini dibuat, ratusan ribu korban jiwa telah terenggut, jutaan jiwa telah terinfeksi dan virus ini telah menyebabkan kekacauan di berbagai bidang, baik ekoomi,politik dan lain-lain.

Sebenarnya dunia bukan hanya sekali ini menghadapi pandemi yang merenggut ribuan jiwa, beberapa abad lalu dunia pernah dihadapi dengan sebuah pandemi bernama Black Death.



Penyakit Black Death berasal dari virus Yersinia Pestis yang diduga berasal dari kuku tikus hitam yang banyak hidup disekitar manusia. Penyakit ini bahkan menyebar ke berbagai negara yang diduga tersebar melalui jalur-jalur perdagangan sutra antar benua.

Pandemi ini menyebar secara massif di eropa pada tahun 1350 dan merenggut hampir ¾ penduduk eropa dan kurang lebih 200 juta umat manusia di seluruh dunia. Eropa yang kita kenal sekarang adalah benua dengan tingkat kesejahteraan tinggi, ternyata pernah menjadi sebuah benua yang sangat kelam. Dalam teknologi kedokteran yang pada masa itu sangat minim, banyak spekulasi yang berkembang dimasyarakat tentang asal muasal penyakit ini, mulai dari sumur yang di cemari orang-orang yahudi, gempa bumi, bahkan banyak orang pada masa itu beranggapan bahwa penyakit ini berasal dari kutukan Tuhan.

Pandemi ini benar-benar mengubah kehidupan sosial masyarakat kala itu, penyakit ini mulai bengangsur-angsur hilang di tanah eropa pada awal-awal tahun 1900-an seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat khususnya masyarakat kota yang mulai menjaga kebersihan.

Lantas bagaimana dengan kasus pandemi Covid-19? Jika berkaca dari pengalaman pandemi Black Death, pandemi Covid-19 di prediksi akan mengubah pola hidup masyarakat dalam jangka pendek maupun panjang. Dalam jangka pendek mobilitas masyarakat dunia saat ini yang tinggi benar-benar akan berkurang, angka kematian yang terdengar sangat tinggi akan membentuk kesadaran setiap orang untuk menerapkan pola hidup sehat serta menjaga kebersihan.

Masyarakat akan berfikir ulang untuk berkumpul dalam jumlah massa yang besar bahkan ketika penyakit ini benar-benar bisa dikendalikan. Masker yang sebelumnya hanya digunakan ketika udara terasa kotor, akan selalu terpakai dan tersedia di wajah dan tas setiap orang.

Semoga dengan adanya penyakit ini, bisa memberikan hikmah yang positif terhadap pola kehidupan manusia kea rah yang lebih baik, amiiin…

By: CK

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Sesusah Apa Sih Skripsi itu?

Tentang Berproses

Apa Bener Kalau Perempuan Banyak Temen Pria Jadi Murahan?