Ad Hominem
Dalam suatu perdebatan atau perbincangan tentu kita sering mendengar beberapa argumentasi seperti berikut:
"Aku sih biasa aja sama orang yang gak perawan. Itu kan pilihan dia untuk melakukan hubungan sex setelah atau sebelum menikah. Yang terpenting adalah dia secara sadar melakukan hal tersebut dan memahami benar resiko ataupun hal-hal yang akan terjadi setelahnya"
"Kamu udah gak perawan yaa? Makanya bilang gitu?
"Kalau janda emang gitu bahasannya"
Atau
"Untuk ujian kali ini kita akan lakukan secara lisan, kemudian mengumpulkan power point semenarik mungkin. Ujian dilakukan lusa"
"Beh si ibu ngasih soal susah amad, kurasa ibu lagi datang bulan kali yaa. Makanya soal-soalnya gak pake hati nurani"
"Dosennya kelamaan jomblo, gak ngerti perasaan orang. Makanya cepet nikah buk" wkwk
Atau
"Kamu seharusnya tidak menuduh orang sembarang seperti itu, apalagi tanpa bukti"
"Apaan sih bencong ikut-ikutan aja"
"Halah kamu sikecil nan pendek, tinggiin dulu tubuhmu itu baru ngomong"
"Gak usah ngurusin hidup orang, urusin aja keluargamu yang hancur itu"
Aneh banget gak sih sama jawaban-jawabannya. Kita ngomong apa dia responnya malah urusan personal kita yang sama sekali gak ada korelasinya sama topik yang sedang diperbincangkan.
Ini merupakan salah satu sesat pikir yang disebut dengan "Ad Hominem" .
Ad hominem (yang berarti "tertuju pada pribadi atau karakter seseorang"), yang merupakan singkatan dari argumentum ad hominem, adalah upaya untuk menyerang kebenaran suatu klaim dengan menunjuk sifat negatif orang yang mendukung klaim tersebut. (Wikipedia)
Sangking lemahnya argumen mereka, sampai-sampai mereka harus menyeret-nyeret masalah personal, gender, fisik, agama bahkan sampai status hubungan seseorang.
Emang ketika seorang janda ngomongin politik misalnya, apa yang keluar dari mulutnya jadi gak relevan gitu?
Emang kalok dia perempuan dengan usia di atas 25 tahun dan belum menikah, mereka jadi sering keliru menyampaikan sesuatu gitu?
Emang kalok fisik dia gak sesuai standard publik, jadi dia gak punya kapasitas buat berargumen atau argumennya jadi gak valid gitu?
Enggak kan? Makanya jangan ad hominem deh. Mau sok jago gitu nyerang personal orang eh malah kelihatan g*blok.
Orang jelasin panjang kali lebar tentang kesalahan atau apapun tentang suatu topik. Terus direspon sama status janda? Jomblo? Masalah keluarga dan lain-lain? Pen nabok kan jadinya. Hmm
Jadi guys, sebenernya untuk tetap relevan, nyambung, valid dan argumen yang disampaikan itu jelas maka tetaplah dalam topik yang sedang dibahas. Jangan ngalor ngidul gak jelas gitu. Pertama malu, kedua malu dan ketiga MALU.
yaa gimana gak malu orang gak nyambung gitu.
Kalok lagi bahas perawan, yaa bahas aja bahwa keperawanan sebagai suatu objek yang sedang didiskusikan. Bukan malah membahas masalah personal seseorang yang sudah tidak perawan.
Kalau lagi bahas tugas atau ujian. Yaa bahas aja kisi-kisinya, pembahasan atau materi yang sudah dipelajari. Jangan menyimpang kedosennya yang belom nikahlah, kelamaan jomblo lah, udah bertahun-tahun menduda atau gak punya anak. Gak nyambung bambang.
Intinya ad hominem ini sering banget dilakuin sama orang-orang disekitar kita, apakah itu termasuk kita? Iya aku dan kamu? Bisa jadi. Makanya mulai dari sekarang sadar akan hal tersebut dan berusahalah untuk meminimalisirnya. Oke.
Sekian dulu bacot-bacotan kali ini. Kalok ada yang salah silahkan berargumen tapi ingat jangan ad hominem yaa. Hehe
See youuuuuuuu
Comments
Post a Comment