Lika

0612



Lembut tuturnya menjadi ciri khas seorang Lika
Nama yang sudah menemaniku sejak beberapa tahun terakhir.
Mungkin dia jenuh, atau bahkan bosan.
Entahlah aku tak pernah tau.
Kau tau kenapa?
Karena dia lebih senang diam daripada harus bertengkar.

Dia wanita paling damai yang pernah kutemui.
Senyumnya yang teduh sering menegurku untuk sedikit lebih tenang.

Layaknya air ia selalu bisa beradaptasi dengan siapapun yang menjadi lawan bicaranya.

Ia mampu mendinginkan panasnya emosi kala argumentasi tak mampu lagi dibatasi.

Layaknya air ia mampu menjadi petunjuk arah dari sesatnya pikiran seorang manusia bodoh sepertiku.

Lika
Namanya langka seperti sifatnya.
Ia mampu menampung segala sendu hanya supaya kita tak saling beradu.

Ia mampu membuatku banyak belajar tentang arti diam dan sabar.

Ia perempuan cantik yang tak banyak mengeluh apalagi mengubah wajah.
Sungguh aku sangat iri dengannya.

Sebenarnya aku ingin menulis cerita ini sedikit lebih panjang, tapi aku tak ingin melihat likaku letih membaca.

Jadi kusudahi saja cerita ini disini dengan satu kalimat paling dalam dariku hari ini sebagai kado online untukmu yang jauh disana.

Lika
Kau tau? Aku tidak pernah memiliki sahabat sesabar dan semengerti dirimu.

Kau tau lebih dan kurangku tapi tak pernah berusaha menjauh dariku meski hanya sejengkal kaki.
Tetaplah bersamaku, menulis cerita untuk hari esok.

Semoga kau tetap bahagia disana :)


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Sesusah Apa Sih Skripsi itu?

Tentang Berproses

Apa Bener Kalau Perempuan Banyak Temen Pria Jadi Murahan?