Menghitung Dosa
"Ya ampun dia itu loh kerjaannya cuma pacaraan doang, gak dilihat orangtuanya udah susah"
"Astaga masak dia dukung kaum terlaknat LGBTQ+"
"iss tau gak sih masak si A ketahuan maling di rumahnya si B loh"
"Dia perempuan tapi jarang banget pakai jilbab, dia bakal masukin ayahnya ke neraka"
"Gila mulutnya itu loh gak bisa dijaga, suka banget ngomongin yang kasar-kasar, suka nyindir, dan ngomongin orang lain"
Dia itu....
Sadar gak sih? Kalau kita serriiiing banget ngejulidin orang lain? Sering banget ngomongin kekurangan orang lain. Seolah-olah kita pantes gitu ngomongin dosanya orang lain.
Bukan berarti ketika orang lain punya dosa yang berbeda dengan kita, kemudian kita pantas menghitung dosanya.
Dan bukan berarti pula yang berbeda dosanya itu menjadikan kita merasa lebih baik dari mereka.
Dan bukan pula kita berhenti menasehatinya.
Jadi kita harus apa?
Yaa kita harus saling mendukung untuk memperbaiki diri sendiri bukan saling mendorong orang lain.
Yaa menasehati ini ditujukan supaya kita bisa saling mengingatkan. Tapi ingat sekedar mengingatkan, larena sejatinya kita tidak akan pernah mengubah siapapun. Yang mengubah orang lain yaa dirinya sendiri.
Apapun kesalahan orang lain, tidak akan menjadikan mereka rendah. Tetapi ketika kita melihat mereka dengan sebelah mata maka kitalah yang berada dikeadaan yang sebenarnya rendah.
Ketika kita menyadari bahwa terdapat perbedaan dosa, pun bukan berarti kita berhenti mengingatkan. Karena sejatinya yang benar-benar buruk ialah ketika kita yang sedang asyik bergumul dengan dosa kita sendiri.
Comments
Post a Comment