Bagaimana Cara Mengidentifikasikan Diri Sendiri Mengalami Mental Ilness?
Hai teman-teman
terimakasih ya udah mampir, kali ini aku akan kembali bahas soal kesehatan
mental, karena walaupun aku gak terlalu punya keahlian di bidang ini,
ceritamanusia.
Well semua
poin dibawah aku kumpulin dari berbagai sumber yaa, dan perlu digaris bawahi
bahwa semua poin dibawah tidak bisa digunakan sebagai diagnosis, jadi kalau
kalian merasa salah satu hal dibawah terjadi pada diri kalian bukan berarti
kalian menderita mental illness yaa dan lebih baik untuk memastikannya ke
psikolog/psikeater yang tentu sudah lebih expert dibidangnya.
Kalian tau
gak sih jika seseorang sedang menderita gangguan mental, itu ternyata bisa loh
di deteksi dan dilihat secara dini baik secara fisik ataupun secara nonfisik.
Nah disini aku bagi beberapa tanda itu dalam beberapa bentuk diantaranya:
A. Tanda fisik
a. Kecemasan, panik serta sulit mengendalikan keduanya. Biasanya orang yang sedang memiliki kecenderungan untuk melakukan aktivitas yang tidak jelas tujuannya, seperti meremas-remas tangan, mondar-mandir, dll.
b. Perubahan
derastis akan kebiasaan dan perilaku, biasanya orsng-orang yang memiliki
kecenderungan ini mengalami perubahan yang sangat drastis dalam hal kesehatan,
nafsu maka, olahraga, pola tidur, dll.
c. Sakit
kepala, orang dengan penyakit mental secara signifikan lebih banyak mengalami
sakit kepala dan migran dari pada orang tnpa penyakit mental.
d. Mimpi
buruk: 50% penderita ptsd mengalami mimpi buruk parah yang mengulang trauma 25%
penderita ptsd mengalami mimpi buruk simbolis parah yang dipicu oleh trauma
tetapi tidak melibatkan citra trauma yang sebenarnya.
e. Kesulitan interpersonal: dapat mengindikasikan gangguan kepribadian yang mengganggu
hubungan. Sebagian besar penyakit mental akan membuat ketegangan pada hubungan
sehingga hubungan yang buruk adalah indikator yang baik untuk kesehatan mental
yang menurun, seperti halnya meningkatkan hubungan dapat menjadi tanda
peningkatan kesehatan mental.
B. Kognitif
Kabut otak: mirip dengan 24. Masalah memori dan gangguan konsentrasi. Ini juga termasuk sebagai gejala depresi. Somatosisasi neurologis jarang. (sangat jarang tetapi karena saya menderita karenanya saya memasukkannya karena saya memilih untuk meningkatkan kesadaran bahwa trauma dapat menyebabkan masalah neurologis.)
C. Suasana
hati
a. Emotional
overreaktivitas: reaksi intens yang tak terkendali terhadap stimulus alih-alih
merespons. Tekanan: fokus intens pada tugas yang ada untuk mengesampingkan
semua yang lain.
b. Selain itu,
para penderita biasanya juga mengalami perasaan sedih, hypo / mania, merasa
hidup tidak layak dijalani, serta sering berfikir soal kematian.
D. Psikologis
a. Evaluasi
negatif terhadap orang lain: ini dapat berupa proyeksi dari sifat negatif
seseorang sendiri terhadap orang lain atau itu bisa saja hiperkritis terhadap
orang lain, sambil tetap akurat dalam penilaian diri sendiri.
b. Perilaku
manipulatif: berusaha atau berhasil dalam memengaruhi pikiran, emosi, dan
perilaku orang lain untuk tujuan sendiri.
c. Bencana, memercayai
skenario terburuk yang mungkin terjadi. Pemikiran obsesif, penghindaran kecemasan
yang memicu situasi.
Sekali lagi aku bilang bahwa
beberapa tanda diatas bisa menjadi indikasi terhadap kemungknan mental illness
pada seseorang, namun belum cukup untuk jadi diagnosis. So jangan
mentang-mentang kalian ngerasa kesepian terus sok-sok an mental ilness yaa 😉
Termakasih sudah membaca semoga
bermanfaat see you !!!!
Comments
Post a Comment