Antologi "Cerdas Parenting Masa Kini" Part 1
Mengajari Anak Tentang Upaya Pencegahan Pelecehan
Oleh: Nurlaeli Rohmah
“Cara manusia mencintai Tuhan sangat beragam, salah satunya menjaga ciptaan-Nya berupa tubuh. Menjaga tubuh dari Tindakan kekerasan dan pelecehan adalah bentuk kasih saying dan pengabdian manusia kepada Tuhan-Nya. Mari, ayah bunda ajarkan anak perihal tubuhnya sebagai tanggung jawab manusia kepada Sang Pencipta.”
Masalah pelecehan seksual terhadap anak sering sekali menjadi sorotan akhir-akhir ini. Ayah dan Bunda bisa melihat di televisi atau bahkan di surat kabar, mulai dari kasus pencabulan 305 anak oleh seorang bule asal Prancis, pencabulan 2 anak balita berusia dua dan tiga tahun oleh seorang kakek yang tidak lain adalah keluarganya sendiri di Aceh, seorang pimpinan pondok pesantren di Kabupaten Kepulauan Mentawai Sumatera Barat yang melakukan pelecehan seksual kepada santrinya yang berusia 16 tahun, dan masih banyak lagi kasus pelecehan seksual terhadap anak lainnya. Hal ini tentunya sangat mengkhawatirkan bagi para orang tua. Bagaimana tidak, anak yang seharusnya dilindungi dan disayangi malah menjadi korban pelecehan seksual dan terpaksa harus menerima trauma yang menyakitkan ini selama bertahun-tahun.
Pelecehan terhadap anak bisa terjadi di mana saja, kapan saja dan oleh siapa saja Ayah dan Bunda bisa melihat bagaimana seorang kakek yang biasanya sangat menyayangi cucunya malah melakukan tindakan tidak sesnonoh terhadap anak berusia dua dan tiga tahun, bahkan tempat yang dianggap sudah cukup baik yakni di pesatren, juga tidak luput dari tindakan yang tidak berprikemanusiaan ini. Oleh karena itu penting mengetahui apa itu pelecehan seksual terhadap anak, apa penyebabnya, bagaimana cara mencegah dan mengatasinya.
Menurut International Labour Organization pelecehan seksual adalah setiap tindakan seksual yang tidak dikehendaki, yang membuat seseorang merasa tersinggung, terhina atau terintimidasi. Tindakan tidak diinginkan karena korban tidak meminta atau menginginkan adanya tindakan tersebut. Nah, untuk kasus pelecehan terhadap anak sendiri, Ayah dan Bunda bisa melihat bagaimana seorang pelaku tindakan pelecehan seksual ini pasti memiliki relasi kuasa yang lebih besar daripada si anak sebagai korbannya, baik itu seorang kakek yang harus diikuti keinginannya atau bahkan seorang pimpinan pondok yang harus ditaati perintahnya. Setelah itu, pengontrolan terhadap tindakan anak untuk tidak memberitahukan kepada orang lain adalah langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh para predator ini. Pelecehan yang menimpa anak usia di bawah tahun ini sering terjadi karena si anak tidak mengetahui betul tindakan yang dilakukan tersebut adalah tindakan yang seharusnya tidak dilakukan. Oleh karena itu, perlu adanya pengetahuan serta pengawasan yang cukup baik dari Ayah dan Bunda sekalian.
Setelah mengetahui apa sebenarnya pelecehan seksual terhadap anak, Ayah dan Bunda tentunya akan berusaha memikirkan bagaimana cara untuk mencegah hal buruk itu menimpa sang buah hati. Untuk mencegahnya ayah bunda perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
1. Mengenali Anatomi Tubuh Sejak Dini
Mengajari anak mengenai organ tubuh memang dilakukan oleh para ayah dan bunda di rumah, namun yang tidak boleh dilupakan adalah pengenalan anatomi tubuh secara menyeluruh kepada anak. Pengenalan tubuh tidak hanya berputar pada kaki, mata, tangan dan rambut saja, tetapi juga harus berani mengenalkan kepada anak mengenai organ tubuh yang sensitif dan alat kelaminnya sendiri. Pengenalan alat kelamin atau organ tubuh yang sering dijadikan sebagai objek pemuas nafsu para predator juga tidak perlu disamarkan. Misalnya untuk mengatakan alat kelamin, katakan saja bahwa namanya adalah penis atau vagina, ayah bunda tidak perlu mengenalkan organ intim tersebut dengan sebutan seperti “burung” atau “tempe” dan lainnya. Mengapa perlu diperjelas? Karena memang pada dasarnya itulah nama dari organ tubuh tersebut. Jadi Ayah dan Bunda tidak perlu takut dikatakan sedang mengajarkan anak mengenai hal porno, karena sebenarnya ayah bunda sedang mengajarkana anak mengenai tubuhnya sendiri.
Hal ini juga perlu dilakukan supaya apabila terjadi kasus pelecehan seksual, anak mampu menceritakan dengan jelas apa yang dialaminya. Misalnya anak yang ingin mengatakan bahwa payudaranya telah disentuh oleh orang lain akan terdengar lebih jelas daripada ketika anak mengatakan bahwa seseorang telah memegang dadanya. Ayah bunda akan lebih mengerti maksud orang yang menyentuh langsung payudara anaknya daripada maksud orang yang menyentuh dada.
Selain pengenalan anatomi tubuh kepada anak, ayah bunda juga perlu menyampaikan bagian tubuh mana saja yang tidak dapat disentuh atau dipegang oleh sembarangan orang. Bagian tubuh yang tidak boleh disentuh adalah bagian tubuh yang ditutupi oleh pakaian. Ayah dan Bunda juga perlu memberikan alasan mengapa bagian tubuh tertentu tidak diperbolehkan disentuh oleh sembarangan orang. Katakanlah bahwa semua orang harus menjaga tubuhnya sebagai bentuk kecintaan, rasa syukur serta kepatuhannya terhadap Tuhan yang telah memberikan tubuh kepada manusia. Sehingga setiap orang berkewajiban untuk menjaga tubuh tersebut supaya tidak disakiti, dilukai atau dilecehkan oleh orang lain.
Supaya anak lebih mengerti lagi mengenai bagian rahasia dari tubuhnya, tidak ada salahnya apabila Ayah dan Bunda juga meminta izin ketika ingin menyentuh tubuh anak untuk tujuan kebaikan. Misalnya untuk anak balita yang belum bisa membersihkan tubuhnya sendiri baik itu mandi atau pun buang air, ayah bunda bisa mengatakan misalnya begini “Ayah bersihkan dulu anusnya ya, Nak, supaya tidak gatal pantatnya yang terkena kotoran” atau “Mama boleh cium pipinya enggak, Sayang?”.
Meminta izin kepada anak untuk menyentuh bagian tubuhnya merupakan salah satu cara yang digunakan untuk memperkenalkan tubuh sang anak sebagai otoritas atau kepemilikan si anak itu sendiri. Apabila terjadi tindakan yang berusaha melecehkan si anak, anak mampu mengendalikan tubuhnya sendiri dan mengetahui bagian tubuh mana saja yang seharusnya tidak disentuh atau dipegang oleh orang lain secara paksa tanpa seizin dari sang anak.
Comments
Post a Comment