Cara Melawan "Lebay" menurut Filsafat Stoa
Pada dasarnya manusia akan selalu memberikan respon terhadap kejadian apapun yang menimpa dirinya. Namun sangat disayangkan jika dimuka bumi ini terdapat beberapa manusia yang sangat lebay atau berlebihan dalam menanggapi kejadian yang dialaminya. Contohnya saja saya dulu ketika patah hati, saya rela melukai lambung saya dengan tidak makan apapun selain air putih selama dua hari. Lebay sekali bukan, padahal lelaki bukan hanya dia saja dan dia juga bukan putra raja yang harus mendapatkan perlakuan seperti itu. Karena hal konyol yang pernah saya lakukan itu maka tulisan ini bertujuan supaya kalian yang sedang patah hati atau merasa gagal dan sebagainya tidak melakukan hal-hal yang lebay atau berlebihan. Karena jika kalian melakukannya maka bersiaplah untuk malu dikemudian hari.
Saya sangat takjub dengan buku Filosofi Teras karya om Piring ini yang dengan mudahnya memberikan banyak solusi dari berbagai keluh kesah yang saya alami sebagai anak muda. Karena anak muda sekarang sering sekali melebih-lebihkan hal yang biasa dan tidak perlu maka tulisan ini membantu kita semua untuk bisa menghindari serta melawan kelebayan yang terjadi dengan tiga cara berikut:
1. Mengetahui bahwa tidak ada yang baru di dunia ini.
Ingat bahwa patah hati, pengkhianatan, penolakan, kegagalan dan semua hal yang terjadi sudah, sedang dan akan terus terjadi. Lalu untuk apa kita menangis meraung-raung karena sebuah pengkhianatan? Toh dulu juga kita pernah dikhianati, apakah kita harus meresponnya dengan cara yang lebih menjijikam dari yang pernah dialami? Atau berusaha menjadi bijak dengan menganggap bahwa pengkhianatan adalah hal yang memang akan terjadi dimana saja, baik pada keluarga, persahabatan, cinta bahkan bisnis. Pengkhianatan bukan hal yang baru, lalu apakah kita harus meresponnya dengan hal yang sama? Menangis? Menyalahkan semua pihak? Tidak makan berhari-hari?. Jika kita sadar bahwa pengkhianatan, kegagalan, penolakan dan lainnya merupakan hal yang sering, pernah, sedang dan akan terus terjadi lalu mengapa meresponnya dengan tindakan yang berlebihan? Begitu juga saat mendapatkan sebuah prestasi, pacar baru, hadiah ulang tahun dan lainnya, orang lain juga pernah, sedang dan akan mendapatkan prestasi dan hal lainnya sama sepertimu maka jangan berlebihan.
2. Menggunakan perspektif dari Atas
Kamu punya masalah dalam hidup, misalnya saja urusan finansial, merasa bahwa kebutuhanmu akan sesuatu selalu kurang atau bahkan tidak bisa terpenuhi secara keseluruhan. Kamu hanya tidak bisa membeli model pakaian terbaru di tahun 2020 ini, lalu bagaimana jika kamu melihat perspektif dari atas ini? Lihat keluargamu apakah masalah tidak bisa membeli baju model terbaru lebih menyusahkan daripada masalah orangtua yang dililit hutang? Lihat lingkunganmu apakah anggaran desa yang dikorupsi para aparatur desa ini lebih sederhana daripada masalah baju model terbaru di 2020 ini? Kemudian lebih tinggi lagi perspektif yang kamu lihat, seberapa khawatirnya para petinggi negara yang harus memikirkan solusi daripada segala musibah bencana alam yang terjadi secara bersamaan diberbagai daerah? Lalu bagaimana lagi dengan masalah perang antar negara? Wabah virus mematikan yang akan menyebar dan membunuh banyak orang? Apakah kamu masih merasa bahwa tidak mampu membeli pakaian terbaru di tahun 2020 adalah hal yang sangat menyedihkan? Tentu tidak bukan. Begitu juga saat kamu memiliki masalah percintaan karena baru diputuskan, tidak lulus perguruan tinggi, ditolak perusahaan, laptop yang rusak dan jerawat yang menyebalkan. Semua akan terasa lebih ringan dengan melihat perspektif dari atas ini. Begitupun dengan ketika kamu naik jabatan, dapat honor, menang lotre dan lainnya jangan berlebihan karna kalau dilihat perspektif dari atas bahkan keberhasilanmu tidak ada apa-apanya. Namun bukan berarti saya mengajarkan untuk tidak mengapresiasi dan bersyukur hanya saja jangan berlarut dan berlebihan.
3. Menyadari bahwa semua akan terlupakan
"Pada saatnya, kamu akan melupakan segalanya, dan akan ada saatnya semua orang melupakanmu. Selalu renungkan bahwa akhirnya kamu tidak akan menjadi siapa-siapa dan lenyap dari bumi". Kamu tidak keluar kamar berhari-hari karena menerima pelecehan seksual dari seseorang, kamu dibully orang banyak karena fisikmu yang katanya jelek, seperti hewan tertentu, dan segala masalah yang sedang menimpa dirimu, ingatlah bahwa semua akan kita lupakan, perlahan dan pasti. Kalaupun kamu tidak akan melupakannya maka ingatlah bahwa kamu, dia yang menyakitimu dan segala perasaan sakit tersebut akan lenyap dari bumi ini. Teruslah jalani hidup dengan keikhlasan dan kedamaian. Karena hidup ini sementara lakukanlah yang terbaik saat ini. Ketika kamu memenangkan kompetisi, baru jadian dan menemukan uang dijalanan juga jangan berlebihan karena esok atau kapanpun kamu akan melupakan hal tersebut.
Jika kita semua sadar akan tiga hal di atas, percayalah bahwa kelebayan selama ini akan segera menjauhi dan terus menghindar dari kita. Soo hiduplah dengan lebih ringan dan bahagia dengan tidak melakukam tindakan yang lebay dan berlebihan. Semoga harimu menyenangkan😊
Saya sangat takjub dengan buku Filosofi Teras karya om Piring ini yang dengan mudahnya memberikan banyak solusi dari berbagai keluh kesah yang saya alami sebagai anak muda. Karena anak muda sekarang sering sekali melebih-lebihkan hal yang biasa dan tidak perlu maka tulisan ini membantu kita semua untuk bisa menghindari serta melawan kelebayan yang terjadi dengan tiga cara berikut:
1. Mengetahui bahwa tidak ada yang baru di dunia ini.
Ingat bahwa patah hati, pengkhianatan, penolakan, kegagalan dan semua hal yang terjadi sudah, sedang dan akan terus terjadi. Lalu untuk apa kita menangis meraung-raung karena sebuah pengkhianatan? Toh dulu juga kita pernah dikhianati, apakah kita harus meresponnya dengan cara yang lebih menjijikam dari yang pernah dialami? Atau berusaha menjadi bijak dengan menganggap bahwa pengkhianatan adalah hal yang memang akan terjadi dimana saja, baik pada keluarga, persahabatan, cinta bahkan bisnis. Pengkhianatan bukan hal yang baru, lalu apakah kita harus meresponnya dengan hal yang sama? Menangis? Menyalahkan semua pihak? Tidak makan berhari-hari?. Jika kita sadar bahwa pengkhianatan, kegagalan, penolakan dan lainnya merupakan hal yang sering, pernah, sedang dan akan terus terjadi lalu mengapa meresponnya dengan tindakan yang berlebihan? Begitu juga saat mendapatkan sebuah prestasi, pacar baru, hadiah ulang tahun dan lainnya, orang lain juga pernah, sedang dan akan mendapatkan prestasi dan hal lainnya sama sepertimu maka jangan berlebihan.
2. Menggunakan perspektif dari Atas
Kamu punya masalah dalam hidup, misalnya saja urusan finansial, merasa bahwa kebutuhanmu akan sesuatu selalu kurang atau bahkan tidak bisa terpenuhi secara keseluruhan. Kamu hanya tidak bisa membeli model pakaian terbaru di tahun 2020 ini, lalu bagaimana jika kamu melihat perspektif dari atas ini? Lihat keluargamu apakah masalah tidak bisa membeli baju model terbaru lebih menyusahkan daripada masalah orangtua yang dililit hutang? Lihat lingkunganmu apakah anggaran desa yang dikorupsi para aparatur desa ini lebih sederhana daripada masalah baju model terbaru di 2020 ini? Kemudian lebih tinggi lagi perspektif yang kamu lihat, seberapa khawatirnya para petinggi negara yang harus memikirkan solusi daripada segala musibah bencana alam yang terjadi secara bersamaan diberbagai daerah? Lalu bagaimana lagi dengan masalah perang antar negara? Wabah virus mematikan yang akan menyebar dan membunuh banyak orang? Apakah kamu masih merasa bahwa tidak mampu membeli pakaian terbaru di tahun 2020 adalah hal yang sangat menyedihkan? Tentu tidak bukan. Begitu juga saat kamu memiliki masalah percintaan karena baru diputuskan, tidak lulus perguruan tinggi, ditolak perusahaan, laptop yang rusak dan jerawat yang menyebalkan. Semua akan terasa lebih ringan dengan melihat perspektif dari atas ini. Begitupun dengan ketika kamu naik jabatan, dapat honor, menang lotre dan lainnya jangan berlebihan karna kalau dilihat perspektif dari atas bahkan keberhasilanmu tidak ada apa-apanya. Namun bukan berarti saya mengajarkan untuk tidak mengapresiasi dan bersyukur hanya saja jangan berlarut dan berlebihan.
3. Menyadari bahwa semua akan terlupakan
"Pada saatnya, kamu akan melupakan segalanya, dan akan ada saatnya semua orang melupakanmu. Selalu renungkan bahwa akhirnya kamu tidak akan menjadi siapa-siapa dan lenyap dari bumi". Kamu tidak keluar kamar berhari-hari karena menerima pelecehan seksual dari seseorang, kamu dibully orang banyak karena fisikmu yang katanya jelek, seperti hewan tertentu, dan segala masalah yang sedang menimpa dirimu, ingatlah bahwa semua akan kita lupakan, perlahan dan pasti. Kalaupun kamu tidak akan melupakannya maka ingatlah bahwa kamu, dia yang menyakitimu dan segala perasaan sakit tersebut akan lenyap dari bumi ini. Teruslah jalani hidup dengan keikhlasan dan kedamaian. Karena hidup ini sementara lakukanlah yang terbaik saat ini. Ketika kamu memenangkan kompetisi, baru jadian dan menemukan uang dijalanan juga jangan berlebihan karena esok atau kapanpun kamu akan melupakan hal tersebut.
Jika kita semua sadar akan tiga hal di atas, percayalah bahwa kelebayan selama ini akan segera menjauhi dan terus menghindar dari kita. Soo hiduplah dengan lebih ringan dan bahagia dengan tidak melakukam tindakan yang lebay dan berlebihan. Semoga harimu menyenangkan😊
Comments
Post a Comment