Apa itu ID, Superego dan Ego?

Kenapa kita gak bisa mengatasi konflik yang terjadi di dalam diri kita sendiri?

Kenapa kita gak bisa menerima kenyataan yang sedang menimpa kita?

Kenapa kita sering bingung sama diri kita sendiri? 

Dan hal-hal kayak gini malah buat kita sering salah dalam mengambil keputusan, jadi stress dan akhirnya bingung mau ngelakuin hal apa.

Sebenarnya pertanyaan seperti ini sudah dibahas oleh salah satu tokoh terkenal bernama Sigmund Freud


Sigmund Freud adalah seorang tokoh yang menjelaskan mengenai psikoanalisis. Apa itu psikoanalisis? Singkatnya psikoanalisis bilang bahwa setiap manusia memiliki pemikiran, perasaan, ingatan dan keinginan yang tidak disadari (alam bawah sadar) dan menjadi pendorong tingkah laku manusia. Misalnya ketika manusia memiliki perasaan terhadap lawan jenisnya, menurut psikoanalisis ini semua itu disebabkan oleh alam bawah sadar kita.

lalu dari mana awal mulanya psikoanalisis ini? jawabannya ada Di Sini

Nah jadi menurut psikoanalisis ini segala tindakan atau prilaku kita itu ditentukan oleh alam bawah sadar kita.

Jadi kepribadian kita itu juga ditentukan oleh alam bawah sadar kita. Nah kepribadian manusia ini sebenarnya memiliki 3 komponen yang selalu berdinamika dan berkonflik. Apa saja 3 komponen tersebut?

3 komponen itu adalah:

1. ID, yaitu bentuk kejiwaan 'tak sadar' yang berisi dorongan-dorongan instingtual, seperti dorongan seksual atau dorongan untuk bertindak agresif. Jadi ID ini sifatnya sangat primitif, ID ini berusaha melakukan apapun untuk memenuhi keinginannya. Intinya ID ini adalah nafsu paling dasar manusia, seperti hasrat untuk makan, melakukan hubungan seksual dan lainnya. ID tidak mementingkan aturan, norma, hukum dan lainnya. Kalau kamu diharuskan untuk mencuri untuk memenuhi nafsu makan kamu, maka ID ini akan mendorong 100% untuk melakukan hal tersebut. Setiap manusia pasti memiliki ID ini.

2. Superego, pikiran yang benar atau salah, aturan atau norma yang berlaku didalam masyarakat atau norma atau aturan yang dipegang oleh seseorang. Kalau tadi kamu berusaha untuk memuaskan nafsu makan kamu dengan mencuri, maka superego akan berusaha untuk melarang dan memberhentikan tindakanmu itu dengan aturan dan norma yang telah tertanam di dalam individu. Nah biasanya superego ini didapatkan dari orang tua yang akan memberikan nilai-nilai yang kemudian akan mempengaruhi tindakan seseorang.

Nah biasanya konflik batin itu bisa terjadi ketika adanya pertentangan antara ID dan Superego. Tindakan manusia seperti makan, berjalan-jalan, melakukan hubungan sex, menghujat serta tindakan lainnya itu selalu ada pertentangan antara ID dan Superego. Karena ID berusaha untuk memuaskan nafsunya dan Superego berusaha untuk mempertahankan nilai dan norma.

3. Ego, penghubung antara keinginan atau ID dan Superego dengan dunia nyata. Ego berusaha untuk mengendalikan keinginan ID dengan mempertimbangkan nilai-nilai atau norma yang ada di dalam masyarakat (Superego). Karena tidak semua keinginan bisa diwujudkan dan tidak bertentangan dengan superego atau aturan dan juga norma di dalam masyarakat.

Untuk bisa mengingat ketiga komponen ini dengan baik, maka kita bisa mengibaratkan ketiga komponen ini dengan “seorang penunggang kuda yang berada di lintasan pacu".

Kuda diibaratkan sebagai ID yang bisa ngamuk, lari kemana saja yang ia mau. Ada kuda yang jinak dan juga kuda yang liar.

Lintasan pacu diibaratkan sebagai aturan dan norma atau Superego. Ada lintasan yang bergenang, terlalu sempit, berkerikil dan lainnya.

Penunggang kuda diibaratkan sebagai Ego atau pengendali ID dan Superego dengan dunia nyata. Sesempit apapun lintasannya, seliar apapun kudanya, kalau penunggang kuda ini mampu mengendalikannya, maka untuk sampai pada garis finish sangat mudah dilakukan. Namun jika ego tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan kuda dilintasan pacu, maka akan sulit mencapai suatu tujuan yang diinginkan.

Nah begitu juga dengan pertanyaan diawal tadi, jika Ego ini mampu menyatukan ID dan Superego, maka tentunya kita akan mampu menghadapi kenyataan atau realita yang terjadi, mampu menyelesaikan masalah yang sedang kita hadapi. Namun jika ego kita lemah kita akan mudah terpuruk, tidak mampu menghadapi realitas dan masalah yang terjadi.

Gabungan 3 komponen di atas akan menghasilkan 2 tipe manusia

1. Orang-orang yang memiliki Ego yang lemah. Tidak mampu melihat realita dengan baik, tidak bisa menyelesaikan masalah dan lainnya. Intinya penunggang kuda tadi tidak mampu mengendalikan kudanya supaya tetap berada di lintasan pacu.

2. Orang-orang yang memiliki Ego yang kuat. Siap menghadapi realita dan mampu menghadapi masalah dengan bijak.

Lalu pertanyaannya adalah kenapa orang tidak memiliki Ego yang kuat?

Kita akan bahas di cerita selanjutnya, oke

 

 


Comments

Popular posts from this blog

Sesusah Apa Sih Skripsi itu?

Tentang Berproses

Apa Bener Kalau Perempuan Banyak Temen Pria Jadi Murahan?