Mitos Kecantikan Lirik Lagu Aisyah Istri Rasulullah
Mulia indah cantik berseri
Kulit putih bersih merahnya pipimu
Berawal
dari teman yang bertanya pendapat tentang lagu “Aisyah Istri Rasullullah”
sekilas tidak ada yang aneh, namun pandangan saya berhenti pada dua kalimat di
atas. Muncul pertanyaan “emang iya ya Aisyah
putih seperti definisi putihnya orang Indonesia? Siapa yang pernah lihat? Atau ada
hadist yang menyebutkan hal itu? Mungkin harus belajar agama lagi”.
Setelah
dicari tau memang kedua kalimat di atas terdapat suatu keganjelan yang bisa
dilihat oleh para feminis terutama. Saya awalnya juga cuma merasa ini kalimat
aneh, tapi gaktau dimana anehnya. Dan ternyata kalimat tersebut mengandung mitos
kecantikan, yang mana mitos tersebut bisa saja merusak mental terutama dikalangan
perempuan. Loh kok bisa?
Mulia indah cantik berseri.
Yang jadi pertanyaan saya adalah kenapa kata mulia harus didampingkan dengan kata cantik? Tentu saja, karena Aisyah istri Rasulullah adalah seseorang yang mulia dan juga cantik. Lalu masalahnya dimana? Masalahnya adalah ketika seseorang beranggapan bahwa saat dirinya menjadi cantik otomatis dirinya akan menjadi orang yang mulia juga. Cantik belum tentu mulia, namun menjadi mulia tentunya akan menampilkan sisi kecantikannya sendiri.
Yang jadi pertanyaan saya adalah kenapa kata mulia harus didampingkan dengan kata cantik? Tentu saja, karena Aisyah istri Rasulullah adalah seseorang yang mulia dan juga cantik. Lalu masalahnya dimana? Masalahnya adalah ketika seseorang beranggapan bahwa saat dirinya menjadi cantik otomatis dirinya akan menjadi orang yang mulia juga. Cantik belum tentu mulia, namun menjadi mulia tentunya akan menampilkan sisi kecantikannya sendiri.
Memang
tidak semua orang akan beranggapan begini, namun tidak bisa dipungkiri juga bahwa
sebagian besar perempuan sekarang sedang berlomba-lomba untuk menjadi cantik
dan bukan mulia. Benar kan? Nah kemudian lirik ini bisa menjadi pemicu akan
terjadinya hal tersebut.
Loh usaha jadi cantik kan gak papa?
Iya memang tidak apa-apa, semua orang terserah mau jadi apapun. Namun yang dipersoalkan adalah ketika hal tersebut menjadi orientasi hidup seseorang, sehingga akan mengusahakan segala macam cara untuk mendapatkannya.
Iya memang tidak apa-apa, semua orang terserah mau jadi apapun. Namun yang dipersoalkan adalah ketika hal tersebut menjadi orientasi hidup seseorang, sehingga akan mengusahakan segala macam cara untuk mendapatkannya.
Contohnya,
melakukan operasi plastik, menggunakan uang beasiswa/orang tua yang seharusnya
untuk keperluan pendidikan malah digunakan untuk perlengkapan make up dan
perawatan tubuh yang tidak sedikit. Yang rugi siapa? Yang rugi Orangtuanya harus
menghabiskan dana untuk dirinya, dirinya sendiri juga merugi, karena menjadi
tidak menerima, mencintai diri sendiri, tidak bersyukur dan akhirnya
mementingkan penampilan daripada hal lainnya seperti prestasi dan skill.
“Kulit Putih Berseri, Merahnya Pipimu”
yang banyak dibicarakan sebanarnya lirik lagu yang ini, kulit putih dan merahnya pipi. Apakah cantik harus selalu putih? Apakah orang-orang berikut tidak cantik?
yang banyak dibicarakan sebanarnya lirik lagu yang ini, kulit putih dan merahnya pipi. Apakah cantik harus selalu putih? Apakah orang-orang berikut tidak cantik?
Nyatanya
anak ini dijuluki sebagai anak perempuan tercantik di dunia, namanya Jare asal
Nigeria.
Apakah
mereka tidak cantik?
Tentu
saja cantik itu harus putih adalah mitos,
setiap perempuan cantik dengan keunikannya masing-masing. Perempuan tidak perlu
menghegemoni dirinya dalam mitos-mitos kecantikan.
Perempuan bisa untuk tidak terjebak pada lubang kapitalisme dalam industry kecantikan, yang terus berusaha mengontrol kepemilikan atau kuasa perempuan terhadap tubuhnya.
Perempuan bisa untuk tidak terjebak pada lubang kapitalisme dalam industry kecantikan, yang terus berusaha mengontrol kepemilikan atau kuasa perempuan terhadap tubuhnya.
Dalam
beberapa hadist memang disebutkan bahwa Aisyah dipanggil dengan kata “Humaira”
yang berarti kemerah-merahan oleh Rasulullah. Namun yang sangat disayangkan
nantinya adalah ketika perempuan hanya bisa dinilai atau dilihat dari
sifat-sifat lahiriah yang dimilikinya, bukan pada pemikirannya, karyanya serta
bakatnya. Karena dalam lirik lagu tersebut tidak pula menjelaskan bagaiamana Aisyah
yang sangat anggun itu memiliki kecerdasan, kejujuran dan juga sifat-sifat
mulia lainnya.
Hidup
di tengah-tengah kebudayaan patriarki yang cukup kental menjadikan kita
terbiasa dengan representasi perempuan yang hanya dibatasi oleh keadaan
fisiknya saja. Lirik lagu seperti indah matamu bak bola pimpong, bibir yang
merah merona, dan tinggi tubuh yang semampai semakin membuat representasi
perempuan begitu sangat sempit.
Didukung
dengan lirik-lirik tersebut menjadikan perempuan percaya bahwa kecantikan
tubuhnya akan mampu menghadirkan sosok laki-laki layaknya Rasulullah. Perempuan
yang mampu mendapatkan kulit putih akan bisa membuat laki-lakinya bertindak
romantis kepadanya. Lihat bagaimana patriarki memusatkan segala bentuk
pencapaian perempuan hanya bertujuan pada kaum laki-laki saja.
Lagu
ini katanya adalah lagu religi, menampilkan sosok yang berperan penting dalam
pencapaian umat islam. Namun alangkah baiknya jika diperlihatkan pula kejujuran,
kecerdasan, baik hatinya seorang Aisyah istri Rasulullah tersebut. Sehingga masyarakat
yang ingin mengikuti jejak ibunda Aisyah tidak hanya mengikuti kulit putih dan
rona pipi yang merah saja, tetapi juga mengikuti bagaimana Aisyah mengasah
kecerdasannya dengan terus belajar, memperlihatkan kejujurannya, baik hatinya
dan kasih sayangnya seorang perempuan.
Karena
lagu sebagai budaya populer tentunya akan dapat memberikan pengaruh cukup besar
bagi kelangsungan hidup masyarakat. Dan kita semua menyetujui bahwa kelangsungan
hidup manusia terutama perempuan tidak hanya berorientasi pada keadaan fisiknya
saja.
Comments
Post a Comment