persiapan pernikahan


Tamat kuliah aku nikah 😊

Liat temen-temen seangkatan udah pada membangun rumah tangga, jadi kepikiran buat menikah juga. Enak kali yaa nikah muda. Wkwk. (Eits bacanya bukan wik wik yaa).

Menjadi Raja dan Ratu sehari, menjadi paling cantik meski satu hari, bisa update keseharian bareng suami, tidur ada yang menemani, tiap hari bisa liat muka doi, uang jajan ada yang ngasih gak capek harus cari uang sendiri, menjauhi zina, separuh agama yang sudah lengkap, akhirnya hidup bahagia bersamanya. End

Dikira cerita Cinderllela yak.

Menikah bukan hanya soal kesiapan materi dan usia udah diatas 17 tahun.

Menikah juga bukan ketika kata siap lahir batin sudah terucapkan oleh lisan.

Menikah bukan cuma menyatukan dua insan dalam satu hubungan, tetapi menyatukan 2 keluarga besar yang punya perbedaan budaya, cara berfikir, ekonomi, ketaatan agama, kebiasaan dan banyak hal lainnya yang berbeda.

Menikah juga bukan karena sudah eksekusi duluan.

Menikah tidak hanya M E N I K A H

Menikah memang melengkapi separuh agama, karena menikah adalah ibadah seumur hidup. Tapi kalau yang separuh lagi belum lengkap maka akan banyak ditemui permasalahan dipertengahan jalan.

Ketika menikah tidak hanya kesiapan materi untuk bayar penghulu dan undangan, tapi juga diperlukan kesiapan emosional. Siap enggak sih kita buat terbiasa dengan bangun siangnya istri? Siap enggak sih kita enggak marah kalau suami gak bisa beliin baju lebaran? Dan semua kejelekan yang harus dilihat selama bertahun-tahun.

belum nikah aja sok-sok an bahas pernikahan” kata netizen

Bicara mengenai Amerika Serikat juga gak harus kesana kan? Bicarain Jokowi juga gak harus jadi Presiden kan? Kita punya akses untuk mengetahui banyak hal tanpa perlu melakukannya. Let’s talking about Married.

Sebenarnya menikah itu terserah pasangannya, mau usia muda atau tua, karena usia ideal kan konstruksi sosial aja, semua punya usia tepat untuk menikah menurut pemahamannya sendiri. Kalau aku kurang pas aja kalau harus menikah muda. Kenapa? Jawabannya ada DI SINI

Nah tapi kalau kalian masih pengen nikah muda, ya gak papa semua masih bisa dibicarakan. Apa aja yang harus dibicarakan sebelum menikah.

1. Pembagian Kerja

Aku merasa pembagian kerja dalam rumah tangga nanti itu adalah point yang sangat penting. Karena untuk membangun keluarga yang damai dan tidak merugikan salah satu pihak, harus ada keseimbangan dalam bekerja. Pembagian kerja dalam rumah tangga yang seimbang juga ada aku bahas sekilas DI SINI

2. Keturunan

Loh ini perlu dibahas? Kan tujuan menikah memang untuk memiliki keturunan? Hmm. Begini justru karena keturunan itu penting dan bahkan diharapkan oleh semua orang makanya perlu dibicarakan. Yang dibicarakan misalnya seperti kalau salah satu tidak bisa memiliki anak, apakah siap menerima? Apakah perlu melakukan tes kesuburan? Yang mungkin bisa saja nanti akan menimbulkan masalah baru. Apakah kedua-duanya memang menginginkan anak? Biaya semasa hamil, persalinan, dan pendidikan anak mahal loh. Kalau ingin memiliki anak, juga harus bisa bertanggung jawab atas kesehatannya, pendidikannya dan yang terpenting moralnya. Kalau memang memutuskan memiliki anak, apakah kita bisa menjamin bahwa anak kita nantinya bisa untuk tidak melukai orang lain dengan ucapannya, tidak melakukan tindakan kriminal, tidak menjadi sampah masyarakat dan yang tidak kalah pentingnya apakah kita nanti bisa tidak menjadi remot kontrol bagi anak kita dan membiarkannya berkembang seperti yang dia harapkan. Dan masih banyak hal lainnya yang perlu dibicarakan masalah keturunan ini.

3. Karier

Setelah menikah tentunya cita-cita tidak bisa berhenti begitu saja, apalagi yang menikah muda. Hal ini sangat perlu dibicarakan sebelum menikah. Siapa yang boleh bekerja serta alasan logisnya. Pekerjaan apa yang boleh diambil? Bagaimana jika ada kenaikan jabatan dan menyita waktu lebih banyak. Bagaimana jika pendapatan istri lebih besar daripada suami? Apakah suami bisa menerima hal tersebut? Masalah karier seringnya menjadi perenungan bagi kaum hawa, karena kungkungan patriarki bertahun-tahun menjadikan perempuan membatasi keinginannya berkarier, nah laki-laki yang benar-benar tulus menyayanginya tentunya akan membicarakan hal ini dengan bijak.

4. Hubungan Seks

Loh belum nikah kok ngomongin seks? Nah itu masalahnya kalau semua dianggap tabu kapan kita belajarnya? Yang peru didiskusikan bukan hanya sekedar seminggu berapa kali, namun lebih kepada kejujuran laki-laki maupun perempuan mengenai seks yang seperti apa yang diinginkan dan juga tidak diinginkan. Bayangkan saja jika sebenarnya kita memiliki pasangan yang suka BDSM (Bondage/Discipline, Dominance/Submission, Sadism dan Machosism). Kan gawat bin darurat namanya.

5. Masalah Finansial

Sebelum menikah masalah finansial juga gak kalah penting untuk dibicarakan. Karena banyak pasangan bercerai faktornya adalah ekonomi. Selain pembagian kerja di dalam rumah tangga, membangun karier, masalah finansial seperi pendapatakan yang didapatkan kedua belah pihak ini wajib didiskusikan. Apakah pasangan masing-masing masih memiliki hutang? Harus ada kejujuran mengenai pengeluaran setiap bulannya sebelum menikah dan presiksi setelah menikah. Sehingga masalah masa depan yang membutuhkan dana tentunya akan lebih terorganisir. Masalah finansial juga dapat mempengaruhi tempat tinggal, seperti haruskah memiliki rumah sendiri? Atau menumpang dengan orangtua? Atau ngekos? Tentunya akan banyak pengeluaran dari kedua belah pihak.

6. Pengalaman Masa Lalu

Rencana menikah memang untuk membangun masa depan yang lebih cerah, namun untuk bisa melakukannya secara berdampingan, tentunya dibutuhkan keterbukaan satu sama lain meskipun dalam hal yang sudah berlalu. Karena pengalaman masa lalu akan membentuk kepribadian dimasa dewasa. Trauma masa kecil apa yang bisa mengganggu mental pasangan di masa depan, Pengalaman buruk apa yang tidak ingin terulang, dan bagaimana meminimalisir perasaan-perasaan buruk dimasa lalu itu. Misalnya pasangan yang sebelumnya sudah pernah menikah, pasangan dari keluarga broken home, pengalaman dilecehkan secara seksual dan lainnya. Hal ini perlu dibahas untuk mengurangi kesalahpahaman dalam berumah tangga.

Menikah bukan cuma sekedar menikah, namun harus banyak pertimbangan supaya tidak muncul penyesalan. Selamat menempuh hidup baru.


Comments

Popular posts from this blog

Sesusah Apa Sih Skripsi itu?

Tentang Berproses

Apa Bener Kalau Perempuan Banyak Temen Pria Jadi Murahan?