Perbandingan, kesenjangan dan keadilan Tuhan



Dari kecil kita udah terbiasa dengan yang namanya dibanding-bandingkan. Iya gak sih? Emak kita pasti pernah bandingkan kita dengan saudara yang lain "kamu itu malas kali, liat abang itu kerja dia banyak uangnya" atau sama tetangga "kok kamu gak putih yaa kayak adekmu" atau sama teman teman "kita seangkatan loh padahal, kok kamu belum nikah sih, kami udah punya anak 3 loh" dan sebagainya. 

Hal-hal seperi ini bisa banget ngebentuk konsep diri kita jadi gak percaya diri dan lainnya. Kita gak akan ngulang bahasan yang itu, tapi lebih menyadarkan kita aja. Ngerasa gak sih sejak kecil aja kita sudah berbeda dan seringnya jadi bahan bandingan dengan orang lain. Kayak aneh gitu.

Padahal dari dalam kandungan aja kita udah beda. Gimana kondisi nutrisi yang diberikan ibu kita, emosional ibu kita, keadaan ekonomi keluarga dan lainnya. 

Jadi wajar kan kalok secara fisik kita beda meski dilahirkan dengan rahim yang sama. Bisa aja pas hamil kakak, ibu dalam keadaan yang senang banget karena akhirnya hamil juga. Eh pas anak kedua emosional lagi kacau karna kondisi ekonomi atau keadaan keluarga misalnya. Jadi bisa aja kan kita punya sifat dan sikap yang berbeda dengan kandung kita.

Pas lahir juga udah beda cara merawatnya, anak kedua pasti udah pernah dapat bayangan dan gak jadi bahan percobaan kayak anak pertama. Kayak misalnya cara bicara supaya anak meniru dan lainnya.

Pas dilingkungan juga, dapat temen yang beda-beda lagi, masa peralihan teknologinya juga beda, tantangan pendidikannya juga beda. Jadi wajar kan kalok kita punya tingkat kelelahan, kepintaran yang berbeda juga.

Iya semua orang juga tau perbedaan ini semua. Tapi apa semua orang mengerti dan tidak saling membandingkan? Masalahanya enggak semua orang yang sadar perbedaan itu ada sejak masih emrio, tidak melakukan perbandingan yang akhirnya buat orang yang dibandingkan itu ciut atau bahkan jadi sombong.

"Enak yaa dia cantik"
"Dia mah pintar"
"Gila kawan sebelah udah bergaji sekian"

Narasi yang sering didengar untuk sebuah perbandingan. 

Yaa mereka yang cantik/tampan punya akses untuk mendapatkan itu, kayak nutrisi yang tercukupi, finansial yang menjamin. Lah misal orang miskin, sejak merangkak juga udah diajak kekebun panas-panasan, belom lagi nutrisi cuma dari ikan asin. Yaa gimana mau terawat tuh kulit.

Mereka yang kaya wajar pintar, waktu di rumah bisa dihabiskan untuk belajar, les, melatih skill. Lah orang miskin? Apapun harinya kerjaannya nyari duit teroooss.

Terus dengan segala perbedaan yang ada, masih aja ada yang ngomong "kamu kok gak kayak dia sih? Padahal kalian kan bla bla bla"  hmm.

Terus pas kita sadar nih ada perbedaan bahkan sejak dari zigot timbullah pertanyaan "apakah Tuhan benar-benar adil?"

Kenapa kita dibedakan baik itu secara fisik ataupun keadaan dalam mencapai sebuah keberhasilan?
Kenapa kita dibedakan bahkan hanya untuk sekedar mencari penghidupan?
Apakah Tuhan benar-benar yang Maha Penyayang?

Hmm mari berfikir
Sebelum terlalu jauh berfikir ingatlah satu kalimat dalam Al-Qur'an ini
"Sesungguhnya Allah Mengetahui apa yang tidak kamu ketahui"

Ayat ini sebagai pembatasan kita dalam berfikir tentang kesenjangan yang terjadi diantara kita semua.

Apakah kita benar-benar yakin bahwa semua perbedaan yang ada itu merupakan bentuk ketidakadilan? emang definisi adil itu apa? semua orang mendapatkan semua yang sama atau semua orang mendapatkan apa yang mereka butuhkan sesuai kemampuannya?

Kenapa Tuhan menciptakan perbedaan antara si adik yang lebih pintar daripada si kakak? karena Allah sayang adik? atau karena kakak punya tantangan atau uiian dibidang pengolahan pengetahuan? dan punya kemudahan dalam bidang empati dan segala bentuk perasaan? terus adik? yaa siapa tau adik diprioritaskan untuk memberikan pencerahan pada keluarganya dan tantangannya adalah jadi lebih banyak pekerjaan dan kegiatannya yang menghabiskan hasil pemikirannya. Dan tentunya ini semua sesuai kemampuan adik dan kakak.

Kenapa Tuhan menciptakan si kaya dan si miskin? karena Tuhan ingin memberikan ujian yang berbeda-beda pada setiap kaumnya. Kalau semua dibuat kaya, akhirnya tantangannya cuma 1 yaitu bagaimana cara mengelola kekayaan untuk jalan kebaikan. Akhirnya orang kaya hanya perlu melihat orang kaya lainnya saja, tanpa memikirkan caranya, tanpa menggunakan otaknya, terus akhirnya semua manusia melakukan hal yang sama, tidak ada yang belajar.

Makanya dibuatlah perbedaan sejak dari zigot, jadi gak perlu membandingkan satu dengan yang lain. Perbedaan itu cuma varian rasa aja, tidak ada yang lebih baik dari yang lain. Jadi kalau udah tau semua ini emang diciptakan beda sesuai kemampuan dan keinginan Tuhan yang maha Tau, gak perlu lagi iri sama mereka yang berkulit putih atau kaya. Toh kita adalah kita yang berbeda dan punya rasa sendiri.

Intinya kita semua yang kaya, miskin, cantik, dan buruk rupa itu cuma varian yang diberikan Tuhan aja supaya kita bisa saling belajar dari diri sendiri dan juga memberikan pengajaran untuk orang lain. Gak papa miskin dan jelek toh nyatanya dengan begitu kita bisa lebih dekat dengan keluarga dan Tuhan. Gak papa kaya dan tampan, toh dengan itu kita bisa jadi tangan buat membantu banyak orang.

Dunia ini tempat belajar, dan kita semua akan lenyap kalau tidak menggunakan yang kita miliki sebagai ilmu pengetahuan.

Comments

Popular posts from this blog

Sesusah Apa Sih Skripsi itu?

Tentang Berproses

Apa Bener Kalau Perempuan Banyak Temen Pria Jadi Murahan?