Inikah "Surga" Sosialisme yang Ditawarkan?
Banyak orang yang menggunakan Uni Soviet sebagai salah satu contoh negara dengan bentuk sosialisme terbaik. Hal ini tergolong wajar mengingat Uni Sovietyang dulunya terpuruk serta perekonomian yang hanya ditopang oleh sektor pertanian berubah menjadi negara adidaya yang memiliki pengaruh besar di dunia serta menjadi salah satu ancaman terbesar bagi negara besar lainnya seperti Amerika Serikat dengan kekuatan industri dan kekuatan militer yang sangat besar.
Tak hanya itu perubahan besar juga terjadi di banyak sektor lainnya seperti meningkatnya taraf hidup masyarakat meningkatnya tingkat literasi di tingkat masyarakat dan lain sebagainya. Berbagai perubahan itu juga terjadi dalam waktu yang tergolong singkat,hanya beberapa puluh tahun. Lantas apakah "surga" diatas benar-benar mencerminkan sosialisme di Uni Soviet?
Hal-hal indah diatas seakan menajdi inspirasi bagi negara-negara "kiri" lainnya dalam mencapai kesejahteraan dengan ekonomi sosialisme. Namun, kesuksesan negara-negara kiri seperti Uni Soviet ataupun Kuba seolah dihadapkan dengan beberapa pertanyaan, Seperti apakah sistem yang selama ini dijalankan benar-benar mencerminkan sistem sosialisme? Dan yang kedua adalah apakah benar sistem sosialisme adalah sistem yang seefektif itu?
Tahukah kamu bahwa sampai sekarang definisi dari ekonomi sosialisme masih menjadi perdebatan para ahli bahkan sejak dulu. Meskipun secara umum definisi dari sistem ekonomi sosialisme adalah sebuah sistem ekonomi dimana properti, distribusi kekayaan, dan sumber daya dikuasai secara bersama-sama dan kolektif oleh pemerintah tanpa ada campur tangan dari pihak swasta atau perseorangan yang mencari self interest. Walupun begitu, sampai sekarang masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul terkait ekonomi sosialisme seperti bagaimana sebenarnya peran pemerintah, pasar bebas, peran buruh atau pekerja yang sampai saat ini masih mendapatkan jawaban yang berbeda-beda dan masih menjadi perdebatan di kalangan para ahli.
Menurut Michael Liebowitz ekonomi sosialisme ditandai dengan kegiatan ekonomi yang dikuasai oleh para pekerja dan pemilikan sosial oleh barang-barang produksi. Ironisnya dari sini timbul suatu permasalahan, yani faktanya Uni Soviet tidak terlalu benar-benar merepresentasikan sosialisme yang seutuhnya. Menurut Michael Liebowitz Uni Soviet serta sekutu-sekutunya hanya merepresentasikan bentuk baru dari sistem merkantilisme (abad 17), hal ini tentunya sangat berbeda dengan an apa-apa saja yang di impikan oleh pendiri-pendirinya (Lenin). Adapun merkantilisme ditandai oleh beberapa ciri-ciri, yakni : munculnya elit-elit politik yang diktator, terlalu besarnya peran pemerintah dan negara dalam intervensi ekonomi, pemerintah yang terlalu mengekang kebebasan ekonomi guna mempertahankan monopoli serta birokrasi yang amat rumit.
Baca juga Love And Sex
Hal ini mengakibatkan kan hal-hal semacam penyogokkan, korupsi dan politik rente sudah menjadi hal-hal yang seolah menjadi lumrah. Hal-hal ini malah menjadikan kontradiksi dari surga sosialisme yang ditawarkan.
Pada tahun 1980-an,Uni Soviet mengalami ketimpangan kekayaan yang sangat menjumplang, dimana pada masa itu dua setengah persen populasi masyarakat memiliki kekayaan yang melebihi kekayaan dari masyarakat mayoritas, Tak hanya itu ketimpangan juga terjadi di di beberapa sektor seperti ketimpangan geografis. Lebih dari itu, pungli di pihak pemerintahan juga semakin merajalela, yang lebih parahnya adalah pemerintah juga berupaya dalam mempertahankan sistem ini dengan menggunakan polisi dan tentara rahasia yang bertindak semena-mena. Hal ini menyebabkan masyarakat di kalangan bawah menjadi sangat terjepit, dimana keadaan ini penyelundupan dan pasar gelap menjadi merajalela dikalangan masyarakat.
Sosialisme yang di diperkenalkan oleh Karl Marx sangatlah terdengar baik, pada sistem ekonomi sosialisme mengasumsikan bahwa setiap orang dapat dipaksa untuk menjadi baik dan akan menjadi baik. Sistem ekonomi sosialis mempercayai bahwa pemerintah hanya akan fokus pada kesejahteraan umum, faktanya penyakit-penyakit negara seperti korupsi dan kesenjangan masih terjadi di mana-mana. Kesewenang-wenangan pemerintah dan sosialisme seakan menjadi dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Karl Marx beranggapan bahwa dunia pada akhirnya pada suatu saat akan berubah menjadi sosialisme dengan sendirinya, dan bahkan hampir 100 tahun hal itu tidak pernah terjadi, dan yang ada hanyalah munculnya interpretasi-interpretasi ideologi baru yang tak berujung.
Comments
Post a Comment