Memahami Bucin
Orang-orang yang terlalu banyak menghabiskan waktu bersama kekasihnya sering sekali dikatakan bucin atau budak cinta dan selalu disandingkan dengan kata-kata yang kurang baik. Seperti gak punya kehidupan lain, gak punya temen, gak mikirin keluarga dan kalimat lain yang kadang suka buat jengkel para bucin.
Nyatanya orang yang bergelar bucin juga punya alasan sendiri tentang kebucinan mereka itu.
Beberapa para bucin yang saya perhatikan, memang memiliki sedikit teman, saya pikir karna dia terlalu banyak menghabiskan waktu untuk pacarnya. Ternyata setelah tahu dalamnya yang terjadi adalah teman yang ia miliki, tidak berada pada posisi yang sama dengannya.
BACA JUGA Hallo Bucin
Temannya tidak bisa menjadi tempat cerita yang menyenangkan. Saat ingin bercerita tentang sulitnya hidup, temannya malah mengadu nasip dengan mengatakan "kamu mah mending, daripada aku". Sungguh teman yang toxic!
Betapa menjengkelkannya orang-orang yang tidak bisa bergantian untuk mendengarkan. Ada kalanya kita juga butuh didengarkan. Dan pasangannya adalah tempat yang menyediakan telinga itu, dan teman memang tidak memberikan segalanya. Dan segalanya juga tidak dimiliki oleh seorang teman.
Pun begitu dengan keluarga, ada ayah yang bukannya meringankan beban keluarga malah menjadi beban keluarga, kadang kalau bicara dengan orang lain, yang ada malah ceritanya akan tersebar dengan berbagai bumbu yang akan merusak suasana.
Kadang kerinduan kepada seorang ibu juga membuat seseorang berpaling kepada mereka yang selalu ada saat semua rasa itu muncul. Dan pasangan yang tepat memahami benar situasi seperti ini.
Entah kenapa kesannya menjadi bucin itu sangat buruk, bagiku juga begitu dulu. Tapi mereka yang selalu berdua, nyatanya memang tidak memiliki tempat terbaik selain pasangannya, memang tidak memiliki teman yang mendengarkan, memahami, dan mengerti tentang diri kita. Keluarga juga begitu, tidak selalu ada dan selalu baik-baik saja.
BACA JUGA Penting Gak Sih Share password dengan pasangan?
Sebenarnya yang dibutuhkan adalah orang yang memang benar-benar memahami kondisi dan perasaan kita, dan mereka yang bucin menemukannya pada seorang pasangan dan sisanya menemukannya pada orang yang berbeda.
Mereka yang bucin kadang tidak punya teman, karena teman yang mereka anggap teman ternyata tidak punya telinga untuk mendengarkan sebuah cerita luka dari keluarga.
Kadang para bucin bukan dengan sengaja menjauhi teman-temannya demi kekasihnya, tapi bisa saja dia memang benar-benar tidak mempunyai teman yang sebenarnya teman.
Setiap manusia tentunya memiliki alasan atas apa yang dilakukannya, semoga kita bisa memahami dan mengerti bahwa tidak semua hal bisa dipandang pada satu sudut keburukannya saja. Berhenti menghakimi dan cobalah pahami.
See you.
Comments
Post a Comment