Silent Treatment
Dulu seseorang pernah berkata seperti ini kepada saya
"Semakin banyak bicara, maka semakin banyak masalah yang akan timbul. Makanya aku lebih suka diam"
Gimana? Kalian setuju gak dengan apa yang dia bilang itu? Di satu sisi saya setuju, karna saya lihat orang-orang yang terlalu banyak bicara dia yang paling banyak musuhnya. Hahaha
Walaupun bukan berarti semuanya begitu yaa.
Tapi yakin gak sih kalau dengan diam itu bisa menyelesaikan masalah atau mengurangi masalah?
Misalnya kalian yang sedang berada dalam situasi tidak menyenangkan dengan pasangan, sahabat atau bahkan orang tua, terus karena masalah tersebut, kalian didiamkan oleh mereka. Apa yang kalian rasakan? Pasti kalian bertanya-tanya kan, apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang harus dilakukan untuk menyingkirkan perasaan serta pikiran yang ada.
Karena tidak bisa dibohongi kalau didiami karena suatu masalah itu sangat mengganggu emosi kita.
Kita yang didiamkan jadi terus dibuntuti rasa bersalah, bingung dan bertanya-tanya sebanarnya Mau dia apa? Dan ribuan pertanyaan lainnya yang kalau kita tanyakan juga tidak akan merubah prilaku mereka yang mendiamkan kita.
Sumber : Pinterest
Inilah yang disebut dengan silent treatment. Silent treatment ini adalah prilaku mengabaikan seseorang dan benar-benar memutus kontak melalui segala bentuk komunikasi. Silent treatment bisa disebut juga dengan kekerasan emosional yang tanpa disadari membuat efek psikologis yang tidak nyaman bagi para korbannya.
Biasanya silent treatment ini digunakan sebagai hukuman dari apa yang telah dilakukan oleh seseorang kepada pelaku.
Alasan seseorang melakukan silent treatment ini ada beberapa yakni:
1. Lebih mudah dilakukan daripada mengatakan apa yang mengganjal di dalam hati dan pikiran seseorang.
2. Kecendrungan narsistik. Korban silent treatment ini biasanya akan memberi perhatian lebih kepada pelaku akibat rasa bersalahnya, dan rela melakukan apapun untuk membuat pelaku berhenti mengabaikannya. Sehingga timbullah kontrol dari pelaku terhadap korban, dan hal ini adalah sesuatu yang memuaskan bagi orang yang narsistik.
3. Tidak mendapatkan contoh kamunikasi yang baik dari lingkungannya.
Saya juga sering melakukan dan diperlakukan demikian dengan orang-orang disekitar saya. Yang pada akhirnya adalah putusnya hubungan saya dengan seseorang, jarak yang semakin jauh antara saya dengan seorang teman dan semakin jelasnya bahwa saya maupun orang yang mendiamkan saya itu sama-sama tidak memiliki skill komunikasi yang baik.
Sungguh ini bukanlah sesuatu yang diharapkan. Namun sayangnya hampir semua orang melakukan dan menjadi korban silent treatment ini.
Nah, karena kita sudah mengetahui bahwa silent treatment ini bukanlah hal yang baik, tidak ada salahnya kalau kita belajar untuk tidak mengulanginya lagi di hari-hari selanjutnya yang akan kita jalani.
Caranya adalah dengan melakukan komunikasi yang asertif. Komunikasi ini adalah komunikasi yang dilakukan secara tidak pasif dan tidak agresif.
BACA JUGA Yang Kita Banggakan Ternyata Bukan Kita
Komunikasi asertif ini dilakukan dengan membicarakan hal-hal yang kiranya tidak menyinggung pelaku silent treatment ini.
Misalnya mengganti kata-kata seperti ini "masalahmu tu apa sebenarnya samaku? Gak ada angin gak ada hujan tiba-tiba diam gak mau bicara" Dengan kalimat "Aku sebenarnya gak tau alasan kamu diam, kalau kamu mau cerita sekarang aku mau dengarin, kalau gak juga gak papa, aku bisa tunggu besok. Tapi jangan lama-lama yaa".
Atau contoh lainnya mengganti kata "kamu itu egois, gak pernah mengerti apa yang aku rasain" Dengan kata "aku kecewa sama prilaku kamu yang begini, karena menurutku bla bla, makanya aku begini".
Atau kalimat apapun yang tidak menyudutkan orang yang sedang kamu ajak bicara. Kemudian cara komunikasi yang asertif adalah bicara dengan jujur, karena kebohongan sedikit apapun itu akan menjadi bibit kebencian baru.
Selanjutnya komunikasi yang penting adalah yang fokus pada perbaikan, bukan pada siapa yang salah atau benar. Tetapi fokus mencari titik tengah dari masalah yang dihadapi.
Terakhir kita harus mampu menerima kenyataan apapun yang terjadi. Karena penerimaan lah yang akan mampu membuat kita lebih dewasa dalam setiap tindakan dan prilaku.
Nah segini dulu yaa ceritanya, buat kalian cobalah untuk berhenti berdiam terlalu lama karena kesalahan orang lain terhadapmu. Me time emang penting, tapi bukan berarti benar untuk mendiami orang-orang dengan waktu yang cukup lama yaa. Ingat didiamkan itu gak enak, dan diam juga bukan solusi yang baik dan benar yaa
Untuk kalian yang sedang jadi korban silent treatment ini, cobalah untuk membuka hati lebih besar dengan membuka perbincangan yang lebih sehat yaa.
Selamat mencoba.
Comments
Post a Comment