Setelah Dua Bulan Bekerja

 Hai semua, di sini aku cuma mau cerita tentang sesuatu yang aku rasain untuk ya siapa tau bisa memotivasi kalian, menggerakkan hati kalian atau setidaknya kalian merasa gak sendirian. 

Jadi selama dua bulan ini aku udah kerja di salah satu instansi pemerintah sebagai operator paten, tapi jangan mikir kerjaanku selalu di depan komputer ngetik-ngetik pake excel atau word, buat-buat surat dan sebagainya, gak sepenuhnya seperti itu. 

Jadi dengan percaya dirinya aku bilang kerjaan aku itu pertama nyapu-nyapu ruangan kerja, terus cuci piring, lap-lap meja, terus kalau datang para tuan PNS aku buat minum dan ambil kue, kalau sudah jam 10 masak nasi dan jam 12 nya nyiapin sayuran untuk makan siang. That right kalau kalian sebut itu sebagai babu. Ya gak papa juga kalau dinyinyirin sarjana kok jadi babu, udah tu bangga lagi. Gak papa aku memang bangga dengan pekerjaan ku yang tidak banyak diharapkan orang lain. Pekerjaan itu aku lakuin karena aku masih jadi pegawai honorer. 

BACA JUGA Apa Pentingnya Punya Dana Darurat

Selain itu aku juga ditugaskan untuk membantu para ASN, itu kenapa kalian mungkin pernah lihat story aku posting tentang unggah berkas ASN ke BKN, dan juga bantuin Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan, ngurusin surat pindah masyarakat kecamatan, ngedit berkas, buat surat dan hal lainnya yang memang menggunakan komputer. 




Sederhananya begitulah kurang lebih apa yang aku kerjakan selama 3 hari kerja dalam seminggu, sisanya aku bantu ibu aku ke kebun. 

Kalian tahu? Beberapa orang bilang kalau aku beruntung bisa kerja di sana, ya mungkin karena mereka gak tahu apa yang aku kerjain, dan sisanya ya kalian tahu sendiri gimana. 

Terus kenapa harus diceritain? 

Awalnya aku juga gak mau ceritain, karena ya menurutku biasa aja, gak jelek dan gak buruk ini. Tapi ternyata ada salah satu sahabat ku bilang gini “eh gak papa lel, share aja. Kamu tahu dengan kamu bagikan kegiatan kerjamu, Orang-orang kek aku jadi lebih semangat nyari kerjanya loh” nah karena dia aku berani posting kerjaan aku, kalaupun orang lain nyinyir toh masih ada dia yang buat pikiran aku lebih kebuka dan positif. 

Kadang dengan merasa bangga dengan apapun yang kita kerjain, kerjaan akan lebih mudah dilakukan, bisa menghargai diri sendiri dengan lebih dalam, lebih bersyukur dan bisa nerima hidup apa adanya. Kalau bukan kita yang menghargai pekerjaan kita, siapa lagi? Gimana mau dikasih lebih sama Tuhan, kalau yang remeh aja gak bisa disyukuri kan? Gak papa apapun kerjaannya yang penting bisa lanjut hidup. 

Ya kalau kita emang gak punya privilege, skill, network (orang dalam), modal, pengalaman dan hal lainnya emang sulit nyari kerja apalagi yang sesuai passion, sesuai jurusan dan sebenernya apapun boleh aja dikerjain asal 2 hal menurutku, pertama tentu aja Halal, kedua kerjaan itu worth it sama hasilnya, maksudnya jangan yang penting kerja tapi ternyata hasil atau uangnya itu gak bisa mencukupi kehidupan, cuma habis buat bayar kos dan makan doang, jadi kerjaan itu juga harus realistis. 

Terus aku juga punya cerita tentang rekan kerja aku yang mana semuanya itu bapak-bapak dan ibu-ibu yang udah berumur, kecuali beberapa orang. Kerja sama orang tua rasanya kayak kerja sama bapak dan ibu di rumah, kayak ada yang jagain aku, ngajarinnya pelan, lembut terus banyak cerita-cerita yang buka dunia aku selama ini, kayak seolah-olah aku kerja tapi dituntun buat ditunjukin ini loh dunia

Drama perkantoran juga gak kalah serunya, ternyata gak cuma anak muda yang suka nyindir dan gak mau tegur langsung kesalahan orang lain, Kadang-kadang sulit juga menempatkan diri harus gimana, emang bener netral itu susah, dan di manapun kita berada masalah itu akan selalu ada. 

Dan kalian tahu kan hal paling menyenangkan dari bekerja? Bisa ngasih uang buat orang tua, ternyata semengharukan itu ya bisa ngasih uang belanja sama mama, bisa bantu sekolah adik, bisa buat senyum nenek dan keluarga lainnya. Tentunya kalau emang gak punya orang tua atau keluarga, hal yang menyenangkan adalah menghidupi kehidupan sendiri tanpa bergantung sama orang lain. Aku udah pernah rasain ini sebelumnya, tapi rasanya beda banget, kayak perlahan beban itu terasa ringan gitu. 

Terus hal yang paling candu lagi adalah mengatur hasil kerja keras kita, ngatur duitnya supaya sedikit apapun itu pas, pas ke dapur, pas ke kantong, pas ke rekening dan pas lainnya yang gak boleh terlewatkan. Serunya bukan pas belanja ini itu, tapi lebih greget kalau kita bisa masuk-masukin uang yang gak seberapa itu ke semua kebutuhan keluarga, percayalah ini benar-benar menyenangkan. Sangking semangat nya aku bahkan udah buat pos penyimpanan uang aku sebelum gajian. Hahah gila. 

BACA JUGA Pertimbangan Sebelum Hutang Piutang

Aku tahu, di luar sana banyak orang yang beruntung tempat kerjanya ber AC, kerjaannya fleksibel, gajinya besar, seragamnya bagus, jabatannya keren, sesuai jurusan pas kuliah, mereka beruntung dan kita gak boleh iri, karena mungkin Tuhan mau lihat dulu kita bisa gak sih dikasih yang remehan gini dulu? 

Aku juga tahu kalau di luar sana juga banyak yang udah lamar sana sini, interview berkali-kali, tapi masih aja gak dapat kerjaan, malah dapat hinaan, uang tabungan menipis dan hal lainnya yang kita gak pernah tahu. Kita gak boleh bersyukur dengan ini karena merasa lebih beruntung, kalau menurutku itu egois, disaat kesusahan orang lain kita malah lihat ke diri sendiri, tapi kita perlu bantu motivasi, peluang, dan apapun yang kita bisa. 

Jadi apapun yang kamu kerjain jangan malu selagi halal, persetan dengan passion, sesuai jurusan, kalau mau hidup ya harus liat realita, hantam aja yang ada di depan dengan pegangan dua hal tadi, gak usah minder, kecil hati apalagi sombong. Hidup itu dimulai dari bisa makan dulu. Semangat ya buat kita. 




Comments

Popular posts from this blog

Sesusah Apa Sih Skripsi itu?

Tentang Berproses

Apa Bener Kalau Perempuan Banyak Temen Pria Jadi Murahan?