Monetize Blog VS Blog Santuy
Halo semuanya semoga senantiasa sehat ya.
Bagi kalian yang udah pernah baca tulisan saya yang ini, tentu kalian sudah tahu ya blog ini punya tipe dari kedua pertanyaan di atas, yakni blog ber monetize tapi tetap santuy.
Selain alasan berputarnya kendali saya dalam menyetir blog ini juga ada alasan lainnya tentunya yang akan saya sampaikan di sini.
Pertama, uang bukan segalanya, meski segalanya butuh uang.
Bagi saya bekerja adalah tentang beribadah kepada Tuhan dengan cara menghidupi diri sendiri dan juga keluarga supaya segala kebutuhan terutama dan keinginan bisa terpenuhi dengan cukup.
BACA JUGA Nulis diBlog buat Apa Sih?
Nah, karena bekerja itu harus ikhlas supaya bisa jadi ibadah, maka saya tidak mau dalam perjalanannya saya terus mengomel setiap ingin menentukan ide tulisan, saya tidak mau menulis sesuatu yang kesannya dipaksa sama keadaan, kalau tidak rajin menulis kan tentunya uang tidak akan semudah itu untuk dinikmati.
Ya memang ada usaha yang bisa dilakukan untuk konsisten dalam menulis dan memberikan manfaat tanpa harus mengomel dan merasa terpaksa. Tapi nilai materi itu sama sekali tidak membuat hati saya nyaman. Tulisan saya, saat mengutamakan uang punya rasa yang jauh berbeda dari sebelumnya saat saya membuat tulisan yang lebih santuy.
Kedua, tujuan dari blog ini berkali-kali saya katakan adalah sebagai teman bercerita untuk melegakan jiwa saya, jadi apa yang perlu dihargai (dalam bentuk uang) untuk setiap sampah yang ditumpahkan di sini? Saya pikir semuanya harus tetap pada jalur bahwa yang terpenting adalah rasa dari setiap tulisan, bukan pada uang yang dihasilkan.
Ketiga, untuk setiap usaha yang dihabiskan baik itu dalam bentuk kuota ataupun waktu dalam membaca, saya harap tidak ada yang menukarnya dengan ambisi saya dalam mencari nafkah. Maksud saya adalah saya ingin menulis dengan hati bukan atas keinginan demi uang dan harapannya usaha teman teman untuk sampai pada blog ini juga tentunya untuk bisa merasakan pesan dari hati yang ingin saya sampaikan supaya lebih tulus.
Tapi kenapa saya tetap memasang iklannya?
Jujur karena saya sangat malas untuk menguatkan atiknya lagi. Semenjak saya berhenti untuk menjadikan blog sebagai pendapatan saya, saya mengutamakan tulisan daripada keindahan tampilan blog, menurut saya itu sudah cukup indah.
Kemudian juga saya menganggap bahwa usaha saya sudah sampai sini, sudah bisa membuat blog, memasang iklan meski tidak menghasilkan dan saya akan selalu melihatnya sebagai usaha yang tidak akan pernah saya lupakan sebagai anak kampung yang jauh dari kata modern.
Comments
Post a Comment