Jangan Sampe kita kehilangan ini

Beberapa hari yang lalu saya dikagetkan dengan berita bunuh diri dari seorang adik leting. Entah apa yang membuatnya begitu berani untuk menjemput mautnya sebelum waktu yang ditentukan Tuhan.

Bunuh diri itu sakit. Mau itu nusukin benda tajam ke tubuh, gantung diri, nyeburin diri ke sumur, minum obat atau nembak diri sendiri itu tetep sakit. Tapi dari semua rasa sakit itu tetap ada yang lebih menyakitkan orang yang ingin bunuh diri, yaitu tekanan yang dimilikinya.




Tekanan batin yang buat dia gak peduli lagi bahwa pisau yang melukai saat memasak aja bisa buat orang menangis, apalagi ditusukkan diperut atau membelah urat nadinya sendiri.

Enggak tau seberapa kecewanya hidup dia, enggak tau seberapa pedihnya luka hati dia, enggak tau juga gimana orang-orang sekitar memperlakukan dia sampe dia bisa merasa sendiri, merasa gak berharga bahkan untuk satu orang aja. Setidaknya diri dia sendiri. Sebegitu beraninya ia memutuskan untuk mengakhiri hidup padahal gak tau apa yang terjadi setelah kematian itu datang.

BACA JUGA Istirahat

Saya tahu bunuh diri itu dilarang Tuhan, tapi bukan berarti kita bisa menghakimi perbuatan salahnya tersebut. Kematiannya seharusnya bisa menjadi teguran bagi kita.

Seberapa sering sih mulut kita melukai hati seseorang? Seberapa kasar sih tindakan kita kepada orang? Dan setajam apa komentar kita kepada orang? Apakah kita semua bisa menjamin bahwa bunuh diri yang dilakukan olehnya bukan atas tindakan kita?

BACA JUGA How To Be Happy

Barangkali kalian akan menjawab dengan yakin bahwa bunuh diri yang dilakukan orang disekitar kita bukan salah kita, tapi apakah kebencian, kesombongan, keangkuhan serta bacotan kita terhadap orang lain tidak akan menjadikan ia sebagai korban bunuh diri selanjutnya?

Kita sama sekali gak pantes buat menghakimi seseorang yang bunuh diri. Mereka hidup saja sudah tertekan, kenapa setelah mati pun kita masih menekannya? Sebenarnya mereka yang membunuh dirinya sendiri? Atau tanpa sadar ucapan dan tindakan kita yang membunuh mereka secara perlahan? Entahlah, barangkali kita perlu merenung untuk hal ini.

Buat kamu yang gak kuat sama dunia sekarang ini jangan menyerah, kamu gak sendiri. Saya, kamu dan milyaran manusia di bumi ini pasti punya masalah yang beragam. Ibu bapak yang bercerai, gangguan santet, bullying, kekerasan fisik, keterbatasan ekonomi dan tekanan batin lainnya yang gak bisa kita vonis bahwa kita adalah manusia paling menderita di dunia ini.


Untuk kamu yang berada di ujung tanduk itu, percayalah dekat dengan Tuhan akan mampu membuat kita lebih tenang. Teruslah berusaha hingga kita semua meraih-Nya.

Untuk kamu yang sedang berjuang untuk hidup dan ngerasa bahwa Tuhan itu jahat atau gak adil, cobalah temukan satu teman untuk bercerita. Jika kamu tidak menemukannya, saya ada di sini. Silahkan hubungi saya kalau kamu merasa perlu untuk bercerita dan merasa perlu teman. Karena itulah cerita manusia ini ada.

Untuk semua jiwa yang merasa gundah tetaplah kuat untuk diri kalian sendiri. Karena setiap kita itu berharga, setiap kita itu bernilai dan berharga. Karena Tuhan paati menciptakan sesuatu itu ada tujuannya, ada misinya dan tentunya ada nilainya. Jadi tetap ada untuk kita. Jangan menyerah.

Jangan sampai kamu kehilangan harapan untuk hidup. Karena kamu berharga dan bernilai.

Comments

Popular posts from this blog

Sesusah Apa Sih Skripsi itu?

Tentang Berproses

Apa Bener Kalau Perempuan Banyak Temen Pria Jadi Murahan?