Sistem Ekonomi Kapitalisme dan Kontradiksinya
Hai semua, kembali lagi di ceritamanusia. Dikesempatan kali ini aku mau membahas salah satu terminologi yang sudah cukup familiar di telinga kebanyakan orang khususnya para pelajar yakni tentang "kapitalisme". Well, Sebelum masuk ke pembahasan, aku mau cerita nih sedikit.
Selama beberapa tahun kebelakang, aku cukup banyak mendengar tentang terminologi kapitalisme ini(terutama dimasa perkuliahan), dan aku ngerasa kalau agak kurang afdol jika sedikit pemahaman ini hanya aku simpan sendiri, maka dari itu di sini aku akan membahas tentang salah satu isme ini.
Baca juga Perbedaan antara orang yang benar-benar produktif dan orang yang hanya sekedar sibuk
Disclaimer apapun yang akan kalian baca di bawah bukanlah sebuah kebenaran yang absolut, jadi kalian tetap boleh membantah dan menolak isinya, let's check this out 👀.
Bisa dibilang jika kita membahas tentang kata kapitalisme, adalah sebuah paham tentang sistem ekonomi (walaupun pemahaman kapitalisme sebagai sistem ekonomi agak terlalu dangkal). Dalam hal ini kita perlu mengetahui dulu apakah yang dimaksud dengan sistem ekonomi. Sistem ekonomi dapat didefinisikan sebagai sebuah cara atau sistem yang mengatur jalannya sebuah aktivitas perekonomian. Teori ini muncul karena pada awalnya terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia dan ketersediaan sumber daya, sehingga harus dibuat suatu aturan main terkait kepemilikan sumber daya, faktor produksi dan tata cara pengelolaan.
Sistem ekonomi kapitalisme modern sendiri diperkenalkan oleh salah satu filsuf terkenal yakni Adam Smith melalui bukunya yang terkenal yakni yang berjudul "The Wealth of Nation". Dalam bukunya tersebut Adam Smith memperkenalkan gagasannya tentang kebebasan ekonomi yakni tentang kepemilikan individu yang seharusnya bisa dimiliki seluas-luasnya, dia juga beranggapan bahwa hal ini akhirnya akan memberikan kebaikan bagi sesama. Dalam buku itu Dia juga menganjurkan bahwa perdagangan juga harus dilakukan dengan sebebas-bebasnya tanpa campur tangan pemerintah apa lagi raja dan hanya bisa diatur oleh mekanisme pasar atau dalam Ilmu Ekonomi biasa disebut invisible hand.
Jika kita melihat ke belakang sebentar, Adam Smith hidup di zaman era Eropa monarki yang sangat kental (1723-1790), raja-raja di Eropa pada masa itu menerapkan pajak yang sangat besar, para bangsawan yang berkuasa pada saat itu banyak memonopoli perekonomian sampai birokrasi yang sangat sulit sehingga berimbas pada para rakyat menjerit hingga kelaparan. Nah, disini Adam Smith muncul dengan memperkenalkan sistem ekonomi kapitalisme yang menghendaki kebebasan yang seluas-luasnya bagi tiap individu untuk melakukan tindakan ekonomi tanpa campur tangan siapa pun termasuk pemerintah apalagi raja. Suatu kondisi dimana pemerintah benar-benar lepas tangan dalam setiap keputusan ekonomi atau bahasa kerennya "Laissez-Feire"
Baca juga Meningkatkan Kemampuan Otak Dalam 5 Menit
Dalam sistem ekonomi kapitalisme sendiri, setiap individu berhak memberikan kebebasan sebesar-besarnya dalam melakukan setiap kegiatan ekonomi, termasuk penggunaan mesin-mesin dalam upaya meningkatkan produktivitas. Dari sini muncullah istilah "kapitalisme industrialisasi".
Pada masa itu para kaum kapitalis menganggap bahwa sistem ini sangat berhasil, kebebasan individu banyak memicu kompetisi yang pada akhirnya memunculkan inovasi, para petani tidak hanya boleh memiliki tanah tapi juga berhak mengganti para buruh manusia menjadi mesin untuk membangun industri.
Lalu pada tahun 1750-1850 terjadi revolusi industri di Inggris, dimana taraf hidup masyarakat meningkat dan kemakmuran terjadi dimana-mana.
Nah, melalui revolusi industri di Inggris ini muncullah suatu keadaan dimana seakan terjadi kontradiksi dan paradoks dari yang sistem ekonomi kapitalisme sendiri. sistem ekonomi kapitalisme yang pada masa itu seakan memberikan kemakmuran bagi seluruh lapisan masyarakat, disisi lain malah menggeser dan menyingkirkan masyarakat lainnya. Dimana di sisi lain terjadi di eksploitasi berlebihan terhadap para kaum pekerja dan kaum buruh, para petani kecil yang semakin kehilangan pekerjaan karena tergantikan oleh mesin-mesin serta tidak memiliki lahan. Kapitalisme malah menyebabkan konflik horizontal dan vertikal di berbagai lapisan masyarakat dan pemerintah, para kaum proletar atau kalangan bawah pada saat itu menganggap bahwa jika kaum kapitalis ini terus dibiarkan maka akan sangat berbahaya dan malah akan memunculkan feodalisme gaya baru dan kembali ke sistem monarki.
Memang begitu adanya dari suatu sistem akan ada yang diperuntungkan dan dirugikan. Sebenarnya sistem kapitalis tidak seburuk itu karena sistem ekonomi sosialis juga tidak memberikan keadilan yang muktlak, misalnya masyarakat yang malas juga mendapatkan akses layanan kesehatan, pendidikan, dan pelayanan lainnya. Padahal mereka tidak berkerja, sementara yang berkerja mendapatkan pelayanan yang sama dengan masyarakat yang malas.
ReplyDeletePada akhirnya, apapun sistem yang digunakan gak akan pernah mencapai kesejahteraan mutlak. Setiap sistem dan kebijakan akan mencapai tingkat kesejahteraan maksimumnya dengan tanpa mengena ke seluruh bagian masyarakat. Ujung-ujungnya akan tetap ada yg puas dan tersisihkan.
Delete