Pernyataan Agnostik yang Mengganggu Pikiranku

 Kalau Tuhan itu ada, kenapa saat kita melakukan kesalahan atau dosa dia cuma diam aja? Gak ngelakuin apapun padahal dia selalu merhatiin kita kan? Tapi di ujungnya kalau kita tetap melakukan kesalahan atau dosa tersebut kita tetap akan dihukum, masuk neraka. Itu maksudnya gimana? 


Itu bukan kalimatku ya, hehe aku kutip itu dari salah satu wawancara bersama seorang agnostik di youtube, dan jadi kepikiran. 

Anggap aja kamu punya anak yang selalu kamu perhatiin setiap saat. Terus anak itu tiba-tiba pegang pisau, kan kamu lihat dan bisa aja ngelakuin suatu hal kan? Tapi kamu tetap cuma lihat, dan saat pisau itu melukai anakmu. Yang salah siapa? Kamu atau anakmu? 

Kira-kira begitulah analoginya. 

BACA JUGA bloPernikahan Anti Ribet

Ada benarnya juga kalau misalnya Tuhan itu mampu melakukan semua hal, kenapa ia membiarkan orang lain melakukan dosa atau kesalahan? Lalu kemudian di akhirnya menghukum? Kayak jahat ya. 

Tapi menurutku ini kurang tepat sih ya, kalau Tuhan itu dikatakan hanya diam saja, kan Dia sudah menuliskan semua larangan dan kewajiban untuk manusia hidup, yakni dalam bentuk kitab suci. Nah kalau misalnya seseorang melakukan kesalahan berarti apa? Pertama ia tidak membacanya atau ia mengingkarinya. Bener gak? 

Terus si agnostik ini bilang bahwa ia hanya menganggap kitab suci itu sebagai sebuah karya sastra saja. Nah ini dia gimana dia mau tau tentang Tuhan? Sedangkan dari awal saja ia sudah menutup diri untuk tahu tentang Tuhan. 

Terus gimana kalau misalnya ternyata kitab suci itu memang hanya sebuah cerita-cerita yang ditulis milyaran tahun? Berapa triliun manusia tertipu? Hampir semuanya ya, jadi kalau misalnya surga neraka itu gak pernah ada kita tetap gak sendirian kok ditertawakan para agnostik dan atheis, mayoritas tetap menang  

Kemudian kalimat lainnya yang mengganggu ku adalah kalimat bahwa setiap kebaikan atau keburukan yang terjadi pada manusia itu kreditnya selalu diberikan kepada Tuhan. 

Kalau kamu berhasil melakukan sesuatu pasti kamu diminta untuk bersyukur kepada Tuhan karena berkat-Nya lah kamu bisa menggapai semua itu. Dan kalaupun terjadi sebuah kesulitan dan musibah kalimatnya adalah sebuah teguran, karma, ujian. Seolah-olah apapun yang dilakukan oleh manusia setengah atau hampir semuanya berkat Tuhan. Terus fungsinya manusia sebagai pribadi utuh mana? 

BACA JUGA Potongan Rambut Perempuan yang Diperdebatkan

Kek iya juga ya? Kok ada benernya ya? Kenapa coba apapun yang kita lakukan pasti gak pernah 100% tanggung jawab kita? Kayak gak ada kekonsistenan Tuhan gitulah. Yang kalimat pertama kayak seolah Tuhan mau kita usahain semuanya sendiri, belajar sendiri, baca sendiri dan kemudian mendapatkan hukuman atau hadiah sendiri, tapi di saat seperti ini kok bisa ya Dia yang mendapatkan semuanya? 

Kalau kita jatuh katanya Tuhan itulah pemilik semuanya, bisa mengambil kapan pun ia mau. Kalau kita sukses juga berkat kehendak Tuhan. Terus peran kita sebagai manusia utuh apa? 

Mungkin kalimat yang dia ucapkan itu ya karena ia dari awal gak pernah percaya tentang keberadaan Tuhan, berbeda dengan kita yang memang sudah percaya jadi ya sulit aja melepaskan keberadaan Tuhan dengan yang selalu ada di hati kita. 

Kenapa Tuhan selalu ada? Karena ya dia Tuhan, Dia beda sama kita. Anggap aja Tuhan seperti pemilik warung klontong, pasti dia tau dong apa aja yang dia jual? Berapa harganya? Darimana dapatnya dan berapa keuntungannya? Pun kurasa begitu dengan Tuhan, karena Dia Tuhan, maka ia bisa saja menciptakan yang kita gak bisa ciptakan, Ia bisa saja melakukan apa yang gak bisa kita lakukan, dan ia memang Hebat jadi apapun ya bisa-bisa aja dilakukan-Nya. 

Tapi dalam hati kecilku kenapa aku hampir selalu melibatkan Tuhan ya karena aku gak bisa percaya sama diriku sendiri. Kayak misalnya ujian, aku gak pernah bisa hafal semua pelajaran selama enam bulan, jadi ya setengahnya belajar setengahnya lagi aku serahin sama Tuhan, jadi kalau nanti nilaiku jelek aku gak merasa jatuh kali atau sedih kali karena aku gak 100% percaya sama diriku sendiri. Istilahnya kalau sama temen tu gak takut karena gak sendirian. Hehe

Nah ini dia pentingnya percaya Tuhan, kita jadi gak merasa sombong karena percaya bahwa apapun yang kita lakukan pasti bukan murni dari diri sendiri, tapi ada campur tangan Tuhan. Kita juga gak merasa terlalu sedih atau buruk ya karena itu juga bukan seluruhnya salah kita, ada peran Tuhan. Jadi Tuhan aku anggap sebagai penyeimbang ku hidup di dunia. 

Kalau kamu? Anggap Tuhan bagaimana? Komen ya. 


Comments

Popular posts from this blog

Sesusah Apa Sih Skripsi itu?

Tentang Berproses

Apa Bener Kalau Perempuan Banyak Temen Pria Jadi Murahan?