Sunk Cost dan Pantang Menyerah

 Hai, gimana kabar? Semoga baik ya, sebaik kabar kantong atau dompet kalian. Hehe

Di bulan lalu mungkin kalian ingat kalau panutanku kak Cania pernah bilang di tik tok nya tentang Sunk Cost. Masih ingat tentang Sunk Cost? 



Singkatnya Sunk Cost ini adalah biaya yang udah dikeluarin dan gak bisa di kembalikan lagi, dalam video itu kak Cania mencontohkan Sunk Cost ini dengan misalnya kita adalah seorang penjual makanan dan kita beli bahan-bahan untuk makanan tersebut dengan mengeluarkan uang sebesar 100.000 nah 100.000 ini kan gak bisa dikembalikan lagi yakan, nah 100.000 inilah yang disebut Sunk Cost. 

Dalam case lain misalnya kamu udah baca buku setengahnya, tapi ditengah jalan kamu ngerasa bosen, gak lagi tertarik dan kayak gak dapat apa yang kamu mau dari baca buku itu, tapi kamu tetap maksain untuk menyelesaikan baca buku itu sampai habis karena merasa percuma atau rugi udah dibeli mahal-mahal tapi gak habis kebaca. Padahal apa yang kamu baca gak masuk sama sekali ke kepala kamu karena itu tadi udah bosen. 

BACA JUGA Ketika Uang dan Emas Terputus

Atau saat kita yang udah capek-capek bekerja di karir tertentu bangun passif income, buang banyak waktu, tenaga, kesehatan karena sering begadang tapi tetap aja passif income itu gak nampak wujudnya, tapi karena merasa udah banyak pengorbanan untuk itu, kita jadi takut untuk resign dan selalu berharap suatu hari nanti pasti passif income itu akan terbentuk, akan membantu kita, padahal kalau dilihat gak ada tanda-tanda untuk itu. 

Nah kalau udah ngerti tentang Sunk Cost ini rasanya langsung lihat ke diri sendiri apakah ada Sunk Cost yang menghambat diri kita, dan cepet-cepet ambil keputusan buat cari buku lain, cari jalan lain, cari karir lain, cari kerjaan lain. Iya gak sih? Daripada buang-buang tenaga untuk sesuatu yang gak bisa dibilang akan merugikan. 

Tapi salah seorang youtuber pernah bilang gini dalam videonya “Kalau lo keluar dari masa-masa kritis lo, lo gak akan ngerasain hasilnya, karena hasil akan dirasakan setelah melewati masa kritis”

Nah loh, jangan-jangan situasi yang kita anggap itu Sunk Cost ternyata masa kritis kita? Gimana dong? 

Disaat kita sedang merasa bahwa kok udah lama pacaran gini-gini aja sih? Padahal udah keluar banyak uang, waktu juga tenaga untuk itu tapi gak ada mengarah ke serius? Atau jangan-jangan ini cuma fase bosen aja, ujian untuk hubungan kita? Kalau harus berhenti, sayang dong udah lama ini, kalau gak berhenti katanya ini Sunk Cost harus dihindari? 

Udah lama kerja, tapi kok gak bahagia? Padahal udah banyak keluar pikiran, tenaga dan kesehatan, jangan-jangan ini Sunk Cost? Atau ini ujian dari Tuhan sebagai tanda untuk bisa bertahan dan dapat yang lebih baik dari yang sekarang? 

Bingung gak tentang Sunk Cost dan pantang menyerah? 

Kalau ini yang nulis adalah orang yang taat agama mungkin akan bilang gini “Sholat istikharah aja untuk bisa memilih bertahan atau stop berhenti di sini” Nah bisa dicoba. 

Tapi masalahnya kita gak setaat itu, dan Tuhan juga gak mungkin langsung kasih yakan, walaupun di beberapa orang bisa banget dengan cara ini tapi jujur kan sebagian enggak bisa. 

BACA JUGA Marshmello Studies

Menurutku untuk bisa membedakan antara ini adalah Sunk Cost atau Ujian yang harus dilewatin itu pertama kita harus peka dulu, peka sama apa yang kita jalanin dan rasain. Kira-kira bisa dilihat gak sih ada celah untuk menerima hasil yang diharapkan atau enggak, misalnya contoh hubungan tadi, coba didiskusikan kalau kita udah keluar ini itu dan berharap begini begitu, kira-kira pasangan bisa memahami atau berubah enggak? Kalau enggak berarti itu Sunk Cost dan harus ditinggalkan. 

Selain itu juga kita perlu tanya sama diri sendiri “Masih kuat gak sih? Mau lanjut atau berhenti?” kadang ngiranya ujian sampe maksain kali untuk terus berjuang, rupanya ada mental yang terus rusak, kesehatan yang makin banyak menguras pikiran dan uang, maka perlu dipikir ulang untuk lanjut. 

Kemudian juga bisa dibuat list baik buruk tentang apa yang di pertimbangkan. Misalnya untuk di karir, coba tulis sisi baik dan juga sisi buruknya, mana lebih dominan antara lanjut atau berhenti. 

Terakhir kalau kita bias dan gak bisa objektif, coba minta saran dari orang lain yang tahu tentang yang kita sedang bingungkan. Contoh baca buku tadi, coba tanya sama yang udah baca bukunya, apa yang udah diambilnya dari buku itu dan kemudian ambil keputusanmu. 

Masalah Sunk Cost dan pantang menyerah ini memang agak sulit untuk ditentukan, tapi apa sih yang gak bisa kalau kita usaha? Tuhan tau kok usaha kita gimana dan selayak apa untuk dibantu oleh Nya. 


Comments

Popular posts from this blog

Sesusah Apa Sih Skripsi itu?

Tentang Berproses

Apa Bener Kalau Perempuan Banyak Temen Pria Jadi Murahan?