Pandemi di Bulan Ramadan, Apakah Bisa Mengurangi Hedon Terhadap Makanan?

Ramadan sebagai bulan yang penuh berkah, juga sebagai bulan penuh perjuangan, karena kita melakukan kegiatan seperti biasa tapi dengan sarapan yang dipercepat dan juga tanpa makan siang. Makanya melakukan kegiatan sehari-hari di bulan ramadan merupakan tantangan tersendiri bagi umat muslim di seluruh dunia. 


Apalagi di tambah dengan keadaan pandemi saat ini, makin banyak kekhawatiran dan kewaspadaan dalam menjalani keseharian, dan tidak lupa pula bahwa harus semakin banyak menambah stok kesabaran. 


Saat bekerja kita dituntut profesional, tidak peduli keadaan masih menahan lapar dan juga dahaga. Ujian yang dihadapi saat puasa di masa pandemi ini memang tidak hanya lapar dan haus saja, tetapi lebih daripada itu. 

BACA JUGA Pernyataan Agnostik yang Mengganggu Pikiran

Saat pandemi kita diwajibkan untuk mengurangi interaksi dengan banyak orang. Salah satu caranya adalah dengan menyetok belanja mingguan lebih banyak dari sebelum pandemi, karena kita tidak bisa sesering dahulu untuk berbelanja. Apalagi ditambah dengan keadaan berpuasa, di mana kita seringnya merasa menginginkan lebih banyak makanan di siang hari saat puasa, daripada hari-hari sebelum berpuasa, meskipun saat berbuka banyak yang tidak dihabiskan. Seolah-olah saat siang hari semua makanan rasanya sangat nikmat. 



Dua hal ini tentunya membuat kita lebih hedon daripada masa sebelum berpuasa dan pandemi, sedangkan bulan ramadan adalah bulan yang penuh dengan berkah untuk menggali kebaikan di dalamnya. 


Selain menahan lapar dan dahaga kita juga diwajibkan menahan nafsu lainnya seperti marah, kebutuhan biologis dan menahan keinginan untuk tidak menghamburkan banyak makanan, mencoba merasa cukup dan tidak boros adalah tantangan yang harus bisa diselesaikan saat pandemi di bulan ramadan ini. 


Cara yang biasa dilakukan untuk mengurangi pengeluaran saat ramadan dan tetap cukup di masa pandemi adalah dengan mencatat keperluan sesuai dengan kebutuhan. Di sini skill membedakan antara keinginan dan kebutuhan sehari-hari sangatlah diperlukan. Karena berpuasa bukan berarti kita bisa menahan lapar di siang hari lalu balas dendam saat berbuka. 


Selain itu juga bisa dilakukan alokasi dana untuk sedekah supaya tidak habis semuanya pada post belanja mingguan, di mana dana untuk bersedekah ini dikeluarkan terlebih dahulu supaya kita bisa tetap menjaga pengeluaran agar tidak berlebihan, karena dana belanja dibatasi untuk sedekah. Selain bisa mengontrol pengeluaran juga bisa menambah kantong akhirat, in sya Allah. 

BACA JUGA Cara Mengkhatamkan Al-Quran Tanpa Khawatir Haid dan rintangan lainnya di Bulan Ramadan

Bulan ramadan adalah bulan suci, maka tindakan kita juga harus bisa mencerminkan seorang muslim yang sesungguhnya. 


Saat pandemi dan harus mengurangi interaksi dengan banyak orang bukan berarti menghilangkan kebiasaan bersilaturahmi saat bulan ramadan, tetapi lebih bisa mengatur kebiasaannya. Misalnya untuk ngabuburit yang biasa dilakukan dengan jalan jalan sore, bisa diganti dengan bertadarus, bersilaturahmi melalui video call, atau memberikan paket makanan untuk tetap menjalin silaturahmi dan tetap menjaga kesehatan selama pandemi. 


Nah, mengatur pengeluaran saat pandemi di bulan ramadan ternyata bisa membuat kita lebih bijak sebagai umat muslim. Pertama akan lebih sedikit makanan yang dibuang karena dana yang dikeluarkan tidak sebanyak biasanya, dan menambah amal ibadah di bulan ramadan karena mengalokasikan dananya untuk bersedekah. In sya Allah berkah, selamat mencoba. 


#BPNChallenge2022


Comments

Popular posts from this blog

Sesusah Apa Sih Skripsi itu?

Tentang Berproses

Apa Bener Kalau Perempuan Banyak Temen Pria Jadi Murahan?