Makna Ulang Tahun

 


Gak kerasa yaa udah menetas dari angka dua puluh. Entah harus senang atau makin cemas. 

Sedikit cerita, dulu saya termasuk orang-orang yang sangat mengagungkan hari ulang tahun, saya bisa marah-marah sama pasangan saya kalau dia gak jadi orang pertama yang ngucapin, masih gak kasih waktu bareng di hari itu, padahal kalau dipikir lagi apaan sih kok lebay banget. Hahaha

Saya akan mengingat teman-teman saya yang mengucapkan doa, atau berharap makin banyak yang mengucapkan dengan cara merepost postingan, atau dengan usaha lebih yakni ngumpulin screenshot semua doa lalu posting. Wkwk ini sebenernya lumrah tapi kalau dipikir lagi sepertinya terlalu banyak buang waktu untuk melakukan hal itu.

Makin tua makin sadar, apakah bertambahnya usia cuma buat bilang sama dunia kalau kita sedang memperingati hari lahir? Atau lebih dari itu?

Bertambahnya usia saya juga menandakan usia orang tua saya juga bertambah, tapi jangankan menaikkan haji, membelikan beras sekarung pun saya belum pernah melakukannya dan orang-orang berdoa hari ini supaya saya menjadi kebanggaan kedua orang tua saya. 

Baca Juga Tentang Membahagiakan Orang Tua

Bertambahnya usia saya banyak yang berdoa semoga berguna bagi agama, bangsa dan negara. Bahkan saya belum terbiasa untuk bangun sebelum azan subuh berkumandang. 

Hari ini banyak orang mendoakan semoga makin dewasa, makin pintar, makin cantik, makin bisa jadi yang terbaik. Saya tidak tahu apakah itu sebuah harapan atau beban baru yang harus saya pikul mulai dari saat ini? Setiap tahun didoakan semakin tumbuh menjadi lebih baik, tapi belum ada sesuatu yang berubah begitu drastis dari awal pertama kali orang lain mendoakan saya. 

Di tahun ini saya bahkan belum menyelesaikan tugas akhir saya, baru tahap awal yang kemudian berhenti sampai detik ini. 

Di tahun ini saya belum ada pengalaman kerja dengan instansi atau orang lain selain menjadi buruh tani di kebun kakek saya. 

Di tahun ini saya masih beberapa kali dimarahi ayah dan mama karena tingkah saya yang kurang santun atau terlihat kasar. 

Dan di hari ini saya tidak mengingat 1 pun pencapaian besar saya. 

Daftar harapan di awal tahun tidak ada yang tercapai dengan utuh. 

Ini harapan saya di awal tahun, tidak muluk tapi tidak juga tercapai. 











Saya memang menerbitkan 2 buku di tahun ini, memang diperjual belikan, tapi bukan buku solo dan saya tidak mendapatkan keuntungan apapun. 

Saya memang sudah mendapatkan adsende dari blog saya, tapi belum pernah cair sekalipun, padahal ini sudah masuk bulan ke dua. 

Ini tulisan saya di awal tahun 2020 

Jangankan selesai skripsi, jadwal seminar saja belum keluar. 

Gak mudah iri sama orang, tapi masih suka membandingkan diri sendiri sama orang lain. 

Melewati hari dengan rasa syukur dan makna apalagi. Sulit sekali. Hari-hari dilewati dengan rasa penyesalan dan amarah. 

Tapi hari ini juga bukan hari untuk mengutuk semua yang telah terjadi, hari ini adalah hari untuk mengingat kembali harapan dahulu, apa yang belum tercapai dan sudah sampai mana saya mengusahakannya. 

Hari ini bukan untuk hura-hura atau untuk menangis. Tapi untuk mengintropeksi diri apakah saya sudah lebih baik setidaknya selangkah daripada tahun lalu. 

Hari ini adalah refleksi diri saya, apa yang berubah, apa yang tidak dan bagaimana langkah selanjutnya. 

Terimakasih untuk doa baik hari ini, terimakasih untuk semua yang mengingat saya hari ini, dan terimakasih untuk udara yang bisa saya hirup hingga hari ini. 

Maaf saya tidak banyak berubah ke arah yang lebih baik, maaf saya semakin mengecewakan, maaf saya semakin tidak sadar diri dan maaf untuk semua luka yang pernah saya goreskan untuk kalian. 

Semoga doa hari ini membantu saya untuk tetap kuat, tetap tabah dan tidak berhenti sampai sini. Semoga setiap doa tidak hanya di dengar yang Kuasa, tapi juga digerakkan oleh jasmani saya. Terimakasih untuk 21 tahun hidup ini. 


Comments

Popular posts from this blog

Sesusah Apa Sih Skripsi itu?

Tentang Berproses

Apa Bener Kalau Perempuan Banyak Temen Pria Jadi Murahan?