Sarjana kok Kerjanya Serabutan?

 Setiap rabu, kamis dan jumat saya adalah seorang pegawai di salah satu instansi pemerintah di kampung saya. Saya mengerjakan banyak hal dari mulai pekerjaan kasar yang butuh mental besar untuk melakukannya (karena pekerjaan kasar tentunya tidak keren) sampai pekerjaan lainnya seperti mengetik urusan persuratan hingga melaksanakan beberapa kegiatan resmi. 



Saya menyukai pekerjaan ini meski hampir setengah nya sangat menyebalkan seperti keterlambatan gaji, superioritas, manusia manusia bermuka dua, bahkan lima dan ketidakadilan lainnya. So far so good untuk saya yang selalu menyadari bahwa apa yang diberikan Tuhan tentunya sesuai dengan kemampuan hambanya. 


Kemudian di hari lainnya yakni sabtu minggu, senin dan selasa saya habiskan setengah harinya menjadi petani yang menggarap perkebunan kopi. Saya seorang gadis yang alhamdulillah masih perawan dengan gelar S1 di belakang nama saya, dan saya katakan saya bangga menggunakan pakaian kebun yang lusuh serta koyak di beberapa bagian, menggunakan kereta yang sudah terlepas beberapa bagian lainnya, mengendarainya sendiri menuju kebun yang masih milik bapak saya dengan jalanan yang kondisinya hampir hampir mirip dengan keadaan wajah saya (rusak). 


Sama seperti pekerjaan sebelumnya, saya sangat sangat menikmati pekerjaan ini, sebenar. Karena pekerjaan ini saya bisa merasakan yang namanya healing versi saya sendiri. 


BACA JUGA Kerjanya Pake Seragam Apa?


Bekerja sesuai jam yang saya tentukan, melakukan apa yang saya inginkan dengan mendengarkan podcast kesayangan, sungguh hati saya benar-benar bahagia rasanya. 


BACA JUGA Setelah Dua Bulan Bekerja


Bekerja sebagai petani bukan suatu hal yang hina, meski seragamnya memiliki corak coklat yang hampir sama dengan para PNS (maksudnya coklat karena kotor). Saya bekerja bukan karena gaji sebagai pegawai kurang, karena saya selalu hidup sederhana yang mana itu cukup bagi saya. Pekerjaan petani saya lakukan awalnya karena saya hanya ingin membantu apapun yang dikerjakan ibu saya, namun semakin kesini ternyata semenarik itu mengerjakan pekerjaan ini. 


Nah, setelah setengah hari di kebun saya akan pulang untuk kembali bekerja sebagai guru les di rumah. Pekerjaan ini sebenarnya tidak saya rencanakan, tetapi atas keinginan dan kepercayaan salah seorang ibu, saya melakukan pekerjaan ini dengan ikhlas. 


Karena seperti pekerjaan lainnya, saya melakukan pekerjaan ini dengan tujuan sebagai ibadah kepada Tuhan saya. 


Bekerja bagi saya bukan hanya sebagai alat untuk mencari penghidupan, tetapi juga untuk mencari ketenangan dan kedamaian serta melaksanakan perintah Tuhan untuk senantiasa mengabdi kepada Nya. 

Comments

  1. Semoga setiap tetes keringat bisa bernilai ibadah ya kak! Inspiratif!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin terimkasih untuk doa baiknya 🤗

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Sesusah Apa Sih Skripsi itu?

Tentang Berproses

Apa Bener Kalau Perempuan Banyak Temen Pria Jadi Murahan?