Meluruskan Masalah

Siapa sih yang gak pernah bermasalah di dunia ini? Saya pikir gak ada, semua orang pasti punya masalah, meski sama perasaannya sendiri atau merasa bermasalah sendiri sedangkan orang lain menganggapnya bukan sebagai masalah atau emang kedua kubu suka cari masalah.

Saya pikir banyak dari kita yang gak suka kalau ada masalah. Emosi yang dipermainkan, waktu yang rasanya terbuang percuma dan kerugian lainnya yang menyebalkan.

Terlebih orang yang bermasalah ini enggan untuk menyelesaiknnya. Benar-benar menjengkelkan.

Orang-orang yang enggan untuk menyelesaikan masalahnya dengan cepat ini sebenernya kenapa? Seneng yaa kalau harus mempermalukan orang lain? Merasa superior? Atau apa? Coba sini cerita.





Orang-orang yang punya masalah jadi nyebelin karena mereka salah target. Mereka menyalahkan orang-orang yang tidak tepat. 

Misalnya kamu punya pacar, terus pacar kamu selingkuh, eh yang dilabrak kamu dong, gara-gara selingkuhannya merasa bahwa kamu adalah perusak hubungan mereka. Padahal yang tahu bahwa dirinya mencurangi perasaan orang lain adalah si pasangannya yang selingkuh itu. Tapi lucunya sama pasangannya marahnya cuma sebentar doang tapi sama selingkuhannya beuh di media sosialnya akan penuh dengan ujaran kebencian. Btw ini kalok misalnya selingkuhannya gak tau pasangannya punya pasangan lain. Kalau dua-duanya berencana untuk bermain dibelakang itu beda cerita.

Sama hal nya dengan orang yang suka berekspektasi perihal orang lain, nah kalau ekspektasinya beda sama kenyataan yang ada terus orang lain itu yang disalahain. Kayak gak nyambung gitu jatohnya.


Kamu melihat seorang perempuan misalnya, pakaiannya yang sopan membuat kamu percaya kayaknya dia orang baik. Dari kecantikannya kamu merasa bahwa dia itu rajin ibadah. Eh setelah kenal lebih dalam ternyata dia suka mengambil hak orang lain dan mengadu domba. Terus kamu menyalahkan si perempuan tadi atas kekeliruan ekspektasi yang kamu bangun sendiri. Kalau kamu mau menyalahkan dia karena perempuan itu suka mengadu domba yaa silahkan tapi hindari kalimat seperti ini "aku pikir kamu baik ternyata kamu...". 

Hei dia gak pernah menjelaskan bahwa dirinya sendiri baik, kamu yang membangun semua ekspektasi itu, dan ketika itu tidak sesuai kamu menyalahkan dia? Yakin?

Orang-orang menyebalkan lainnya adalah orang-orang yang kalau punya masalah pasti fokus mereka itu pada masalahnya bukan pada solusi. Rasanya roda itu gak bisa berputar.

Kan dia duluan yang mulai...
Kamu yang salah paham, seharusnya dari awal kamu enggak...
Kamu yang kemaren gak bisa dihubungi...

Kalau memang salah satunya yang mendahului untuk sebuah kesalahan, bukankah yang satunya lagi akan terlihat lebih unggul kalau mereka berinisiatif untuk menyelesaikannya? Kenapa harus mempertahankan yang salahlah yang harus menyelesaikan semuanya dan kita tidak bersama dengan dia untuk menyelesaikan itu. Seperti diperumit gitu urusannya. Kalau dia melakukan kesalahan lagi kita kembali menyalahkannya, dah gitu aja sampe lebaran kodok.

Seharusnya masalah akan lebih mudah untuk diselesaikan ketika kita berfokus pada solusinya bukan masalahnya.

Jadi narasi yang keluar itu enggak lagi menyudutkan sebelah pihak, meski pihak itu yang salah. Percayalah tanpa disalahkan lagi, mereka yang melakukan perbuatan yang salah akan merasa berdosa sendiri. Tapi seharusnya kita berfokus pada solusinya, pada penyelesaian masalahnya.

BACA JUGA Konsep Diri

Permasalahan diceritakan secara jujur dan terbuka, kronologi harus runtut dan mengesampingkan ego. Setelah semua sudah jelas, dari asal muasal masalahnya, perasaan satu sama lainnya, alasan semua bisa terjadi. Selanjutnya adalah mencari jalan terbaik yang tidak memberatkan siapapun.

Kalau kita mampu mengalahkan ego kita untuk menyudutkan orang yang salah itu, sebenarnya kita telah menang. Menang dengan cara yang elegan.

Apapun masalahnya seharusnya kita bisa melihat secara objektif, bukan menerka-nerka dengan mengikutsertakan perasaan kita yang labil. Apapun masalahnya seharusnya kita tetap bisa saling memaafkan untuk menghadirkan solusi terbaik. Dan bagaimanapun masalahnya semua harus sesuai porsinya masing-masing.

Comments

Popular posts from this blog

Sesusah Apa Sih Skripsi itu?

Tentang Berproses

Apa Bener Kalau Perempuan Banyak Temen Pria Jadi Murahan?