Perihal Cantik
Dulu saya punya definisi mengenai cantik itu apa. Bukan pada kulit putih atau wajah orientalnya, namun bagi saya dulu, cantik adalah ketika kamu berada pada salah satu tipe ini.
Pertama kamu cantik kalau modis secara penampilan. Di sini kriterianya adalah punya peralatan make up yang lengkap dan otomatis wajah pasti punya aura tersendiri. Kemudian pakaian yang harus sesuai dengan model terkini. Intinya cantik itu harus modis dan gak ketinggalan jaman.
Kedua cantiknya para ukhty. Jilbab panjang, pakaian gamis hingga kaos kaki, semakin tertutup semakin cantik. Tetapi tetap pada pakaian terkini para ukhty yang bisa dibilang sederhana tapi tetap mehong.
Kalau kamu sudah modis dan kekinian kamu pasti cantik dalam pandangan saya waktu itu. Kalau kamu alim secara penampilan kamu juga cantik menurut saya.
BACA JUGA Body Positivity
Namun perjalanan hidup selalu menuntun kita untuk lebih mengetahui banyak hal.
Beberapa orang yang saya temui yang tentunya sudah saya anggap cantik entah karena ia modis atau alim ternyata sangat boros dalam penggunaan biaya hidup. Sisanya lagi bahkan tidak memiliki kepekaan terhadap apapun yang terjadi. Ia hanya peduli dengan dirinya dan kecantikannya.
Memang tidak semua seperti itu, namun yang saya temui begitu adanya dan entah mengapa definisi cantik yang sudah saya tempelkan padanya lama-lama memudar.
Kemudian suatu hari saya melihat seorang wanita tua dengan penuh keringat menjatuhi pipinya yang terlihat tirus. Tanpa polesan lipstik atau balutan busana trendi. Tapi ia begitu memukau.
Entah kenapa penampilan fisik itu begitu mudah memudar. Terlalu sering melihatnya mungkin menjadi salah satu faktor seseorang tidak lagi terlihat cantik.
BACA JUGA Body Image VS Kal O Kagatheia
Persepsi cantik selalu berubah, hari ini yang glowing, barangkali esok yang berkulit hitam lebih menarik.
Ternyata kecantikan bukan soal investasi wajah atau pakaian tapi tentang kepercayaan.
Wanita tua yang membuat saya mengerti arti kecantikan itu pernah bertanya kepada saya.
"Kamu tau apa makna cantik dari hati?"
Saya hanya menjawab begini "yaa cantik dari hati itu berarti berbuat baik aja mungkin, kalau baik dia cantik kalau jahat dia jelek."
Wanita tua itupun tertawa sambil berkata
"Cantik itu tentang kepercayaan."
BACA JUGA Mitos Kecantikan Pada Lagu Aisyah
Saya hanya mengernyitkan dahi karena kebingungan. Tanpa diminta ia pun melanjutkan pembicaraan.
"Kalau kamu percaya cantik itu perihal tindakan atau penampilan maka kamu akan mengusahakan itu semua bukan? Tapi apakah kamu benar-benar mempercayai penampilan atau wajahmu akan benar-benar membuatmu terlihat cantik? Kalau kamu percaya wanita itu cantik tidak melulu soal warna kulit dan jenis pakaian, kamu akan tetap cantik. Cantik itu ketika kamu percaya bahwa kamu memang cantik. Mau putih atau gelap kalau kamu percaya kamu cantik yaa kamu akan cantik. Kalau kamu melakukan tindakan yang tidak disukai orang dan tetap percaya bahwa kamu cantik, kamu akan tetap cantik."
Tapi apakah semua kepercayaan kita itu benar?
Namun sampai sini saya merasa bahwa kepercayaan perihal kecantikan diri sendiri itu tidak mementingkan pandangan orang lain. Maksudnya apa peduli mereka tentang yang kita percayakan?
Kita mempercayakan diri kita sendiri cantik, merasa diri kita sendiri cantik, lalu mengapa harus menerima opsi yang lain? Yang seringnya opsi itu diambil sesuka hatinya tanoa mempertimbangkan banyak hal dan bisa jadi juga dengan salah satu pertimbangan saja. Kalau hidup ini pilihan, maka pilihlah dari hati bukan dari telinga.
Cantik itu ketika kamu percaya bahwa kamu cantik.
Comments
Post a Comment